0
Kesenian Tari Gandrung Sasak Lombok
Posted on Senin, 04 April 2011 at 21.45
by
Ari Widyanto
Tari kreasi ini berasal dari daerah Lombok. Gandrung rembak berarti gandrung banyak, maksudnya tari gandrung yang ditarikan oleh beberapa orang penari.
Pada awalnya gandrung adalah seni pertunjukan rakyat yang hidup berkembang di tengah-tengah masyarakat Lombok. Ditampilkan di arena terbuka yang dikelilingi penonton, dengan waktu penyajian yang panjang yaitu lebih kurang 3 jam, gerakan-gerakannya bersifat improvisasi meskipun terdapat gerak-gerak tertentu yang menjadi ciri khas gerak pada tari tersebut, yaitu ngindang, gabor seriak, ngecok, dan tindak barong. Ditarikan seorang penari laki-laki yang berbusana wanita.
Untuk mengangkat tad gandrung pada panggung prosenium, pada tahun 1991 diadakan penataan tari gandrung oleh Abdul Hamid dan Dra. Luh Putu Sari Ekayani dengan menambah jumlah penari menjadi 5 orang penari wanita dan diberi nama Gandrung Rembak, dengan waktu penyajian 7 menit.
Gandrung merupakan tari pergaulan muda-mudi dan bersifat hiburan. Struktur penyajiannya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Bapangan, menggambarkan seorang gadis yang ingin menarik perhatian lawan jenisnya dengan memperlihatkan kemampuannya sendiri.
2. Tangis, penggambaran perasaan rindu pada seseorang untuk diajak berkomunikasi, diungkapkan Iewat link lagu.
3. Penepekan, memilih seorang yang disenangi untuk diajak menari. Calon penari yang terpilih dinyatakan dengan sentuhan kipas (nepek) oleh penari gandrung.
4. Pengibingan, pengibingan berasal dari kata ngibing yang berarti menari bersama (antara penari gandrung dan penonton yang ditepek).
Penari memakai busana kain panjang, baju lengan panjang, kemben, gelung, ampok-ampok, bapang dan membawa property kipas. Pada bagian gelung dilengkapi dengan semacam senjata dari bambu yang diruncingkan, gunanya untuk melindungi dari gangguan pasangan menari yang nakal (kurang sopan).
sumber : http://lombokku.com/?p=296
Harapan anak-anak korban lapindo untuk melanjutkan pendidikan
Posted on at 21.40
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan harapan
Situs kompas.com melansir sebuah berita yang berkaitan dengan implikasi dari kasus lumpur Lapindo yang hingga kini belum kunjung selesai. Dalam beritanya, situs tersebut menyatakan bahwa anak-anak korban lumpur lapindo sebanyak 103 orang masih membutuhkan dana sekitar 43 juta rupiah untuk pembayaran SPP, buku, seragam, ujian, dan lain sebagainnya.
Bukan jumlah yang kecil memang jika ditilik dari sudut pandang siapa yang membutuhkan dana tersebut. Hal ini disebabkan karena memang kebanyakan orang tua dari anak-anak mereka telah kehilangan lapangan pekerjaan ketika bencana tersebut terjadi. Hal ini kemudian menyebabkan orang tua mereka tidak memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk membayar biaya sekolah tersebut. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa pendidikan yang seyogyanya menjadi hak anak di Indonesia ini harus kembali terabaikan dan bahkan nampak seperti tidak ada yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut?
Abai
Bukan kali pertama pendidikan di Indonesia terasa diabaikan. Banyak kejadian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pendidikan masih menjadi anak tiri di negeri yang padahal masih membutuhkan banyak anak berprestasi untuk memajukan bangsa Indonesia ini.
Kejadian seperti banyaknya sekolah yang rusak serta sarana dan prasarana yang tidak lengkap di sekolah-sekolah yang ada menunjukkan bahwa pemerintah abai terhadap keberadaan sekolah-sekolah yang memang membutuhkan biaya untuk mendidik anak di Indonesia ini. Belum lagi selesai permasalahan mengenai sekolah yang rusak, muncul lagi wacana yang waktu itu digulirkan oleh wapres Boediono mengenai penutupan sekolah yang dianggap tidak mencetak siswa yang berprestasi. Lebih lanjut lagi. Biaya pendidikan di Indonesia yang masih cenderung mahal menunjukkan bahwa pemerintah nampaknya masih belum mampu untuk mendukung biaya pendidikan yang bisa terjangkau oleh masyarakat di Indonesia.
Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sebenarnya pendidikan di Indonesia memang masih belum mampu untuk diutamakan, entah apa alasan yang ada dibaliknya dan sudah seharusnya ini menjadi keprihatinan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah yang seharusnya mampu untuk menjadi pengayom bagi terjaminnya ketersediaan pendidikan malah mengabaikan pendidikan itu sendiri dan implikasi ke depannya bukan tidak mungkin Indonesia hanya akan menjadi sebuah negara yang dekaden karena ketiadaan anak-anak bangsa yang cukup kompeten untuk memimpin.
Kembali kepada permasalahan anak-anak usia sekolah yang menjadi korban Lapindo, hal ini juga mengindikasikan bahwa pemerintah nampak sudah lepas tangan dengan segala kasus yang terjadi berkaitan dengan bencana lumpur tersebut, mulai dari penyelesaian proses ganti rugi yang terkatung-katung, pengabaian untuk mencari solusi terbaik memecahkan masalah tersebut hingga berlanjut sekarang kepada permasalahan pendidikan bagi para korban Lapindo.
Baru-baru ini saja beberapa anggota DPR pergi ke Gaza untuk memberikan bantuan sebesar 2 juta dolaar AS. Pertanyaannya, bagaimana jika dana tersebut diberikan untuk membantu biaya pendidikan korban lumpur Lapindo tersebut? Bukankah jika dirupiahkan, dana tersebut akan lebih dari cukup untuk menutupi kebutuhan sebesar 43 juta rupiah tersebut? Dan bukan tidak mungkin juga dengan 2 juta dollar AS tersebut, pemerintah masih mampu untuk membantu ratusan korban lumpur lainnya yang membutuhkan bantuan yang sama, yakni dalam hal pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia masih belum mampu untuk menentukan prioritas tentang siapa yang seharusnya dibantu terlebih dahulu. Mengapa mudah untuk membantu saudara kita yang diluar namun begitu sulit untuk menggelontorkan dana untuk menyelesaikan permasalahan Lapindo tersebut, apalagi sekarang juga mulai mengena pada bidang pendidikan?
Jika pemerintah memang mau lepas tangan dan tidak ikut campur lagi, setidaknya harus dibutuhkan tindakan tegas yang ditujukan kepada mereka yang terlibat dalam terjadinya bencana tersebut untuk melakukan ganti rugi dan juga menanggung biaya pendidikan anak-anak korban lumpur tersebut sebagaimana yang dilansir dalam situs kompas.com tersebut.
Peran serta masyarakat
Jika memang mengharapkan bantuan pemerintah adalah sesuatu hal yang cukup utopis, maka tidak lain yang harus turun tangan adalah masyarakat Indonesia sendiri sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan.
Bukan saja kita menunjukkan bahwa kita pandai mengutuk Israel yang menyerang Gaza dan dengan rela mengirim relawan dan bantuan kesana, namun kita juga harus menunjukkan bahwa solidaritas kita sendiri di dalam negeri cukup solid untuk memberikan bantuan kepada saudara kita di Sidoarjo sana.
Pembentukkan sebuah wadah bisa menjadi alternatif yang menarik untuk menggalang dana pendidikan bagi para korban lumpur Lapindo ini. Dengan adanya pemusatan, maka pengumpulan dan pemberian dana bisa lebih dilakukan secara terstruktur. Tentunya, wadah yang dibentuk harus terbebas dari “perpanjangan tangan” pemerintah atau oknum-oknum nakal lainnya sehingga dana yang tersalurkan juga bebas dari segala maca tindakan koruptif.
Selain pembentukkan wadah terpusat, bisa dijuga dilakukan pengumpulan koin seperti yang waktu itu dilakukan untuk Prita dan Bilqis. Pengumpulan koin dinilai bisa cukup efektif untuk menggalang dana dan menumbuhkan rasa solidaritas. Koin yang terkumpul ini pada akhirnya juga harus disalurkan melalui wadah terpusat yang nantinya akan menyalurkan bantuan tersebut untuk pendidikan anak-anak korban lumpur Lapindo.
Biar bagaimanapun, anak-anak korban lumpur Lapindo tetap memiliki hak yang sama dengan anak-anak pada umumnya dan salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mencari solusi tentang memberikan pendidikan yang tepat bagi mereka tanpa harus membebani dengan biaya yang besar karena memang tidak memungkinkan dari mereka untuk mengeluarkan biaya yang besar, dan tentunya peran serta kita juga diharapkan untuk bisa membantu anak-anak tersebut memperoleh hak nya, hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk kemajuan Indonesia.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/08/pendidikan-anak-anak-korban-lumpur-lapindo-yang-terabaikan/
Situs kompas.com melansir sebuah berita yang berkaitan dengan implikasi dari kasus lumpur Lapindo yang hingga kini belum kunjung selesai. Dalam beritanya, situs tersebut menyatakan bahwa anak-anak korban lumpur lapindo sebanyak 103 orang masih membutuhkan dana sekitar 43 juta rupiah untuk pembayaran SPP, buku, seragam, ujian, dan lain sebagainnya.
Bukan jumlah yang kecil memang jika ditilik dari sudut pandang siapa yang membutuhkan dana tersebut. Hal ini disebabkan karena memang kebanyakan orang tua dari anak-anak mereka telah kehilangan lapangan pekerjaan ketika bencana tersebut terjadi. Hal ini kemudian menyebabkan orang tua mereka tidak memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk membayar biaya sekolah tersebut. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa pendidikan yang seyogyanya menjadi hak anak di Indonesia ini harus kembali terabaikan dan bahkan nampak seperti tidak ada yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut?
Abai
Bukan kali pertama pendidikan di Indonesia terasa diabaikan. Banyak kejadian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pendidikan masih menjadi anak tiri di negeri yang padahal masih membutuhkan banyak anak berprestasi untuk memajukan bangsa Indonesia ini.
Kejadian seperti banyaknya sekolah yang rusak serta sarana dan prasarana yang tidak lengkap di sekolah-sekolah yang ada menunjukkan bahwa pemerintah abai terhadap keberadaan sekolah-sekolah yang memang membutuhkan biaya untuk mendidik anak di Indonesia ini. Belum lagi selesai permasalahan mengenai sekolah yang rusak, muncul lagi wacana yang waktu itu digulirkan oleh wapres Boediono mengenai penutupan sekolah yang dianggap tidak mencetak siswa yang berprestasi. Lebih lanjut lagi. Biaya pendidikan di Indonesia yang masih cenderung mahal menunjukkan bahwa pemerintah nampaknya masih belum mampu untuk mendukung biaya pendidikan yang bisa terjangkau oleh masyarakat di Indonesia.
Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sebenarnya pendidikan di Indonesia memang masih belum mampu untuk diutamakan, entah apa alasan yang ada dibaliknya dan sudah seharusnya ini menjadi keprihatinan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah yang seharusnya mampu untuk menjadi pengayom bagi terjaminnya ketersediaan pendidikan malah mengabaikan pendidikan itu sendiri dan implikasi ke depannya bukan tidak mungkin Indonesia hanya akan menjadi sebuah negara yang dekaden karena ketiadaan anak-anak bangsa yang cukup kompeten untuk memimpin.
Kembali kepada permasalahan anak-anak usia sekolah yang menjadi korban Lapindo, hal ini juga mengindikasikan bahwa pemerintah nampak sudah lepas tangan dengan segala kasus yang terjadi berkaitan dengan bencana lumpur tersebut, mulai dari penyelesaian proses ganti rugi yang terkatung-katung, pengabaian untuk mencari solusi terbaik memecahkan masalah tersebut hingga berlanjut sekarang kepada permasalahan pendidikan bagi para korban Lapindo.
Baru-baru ini saja beberapa anggota DPR pergi ke Gaza untuk memberikan bantuan sebesar 2 juta dolaar AS. Pertanyaannya, bagaimana jika dana tersebut diberikan untuk membantu biaya pendidikan korban lumpur Lapindo tersebut? Bukankah jika dirupiahkan, dana tersebut akan lebih dari cukup untuk menutupi kebutuhan sebesar 43 juta rupiah tersebut? Dan bukan tidak mungkin juga dengan 2 juta dollar AS tersebut, pemerintah masih mampu untuk membantu ratusan korban lumpur lainnya yang membutuhkan bantuan yang sama, yakni dalam hal pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia masih belum mampu untuk menentukan prioritas tentang siapa yang seharusnya dibantu terlebih dahulu. Mengapa mudah untuk membantu saudara kita yang diluar namun begitu sulit untuk menggelontorkan dana untuk menyelesaikan permasalahan Lapindo tersebut, apalagi sekarang juga mulai mengena pada bidang pendidikan?
Jika pemerintah memang mau lepas tangan dan tidak ikut campur lagi, setidaknya harus dibutuhkan tindakan tegas yang ditujukan kepada mereka yang terlibat dalam terjadinya bencana tersebut untuk melakukan ganti rugi dan juga menanggung biaya pendidikan anak-anak korban lumpur tersebut sebagaimana yang dilansir dalam situs kompas.com tersebut.
Peran serta masyarakat
Jika memang mengharapkan bantuan pemerintah adalah sesuatu hal yang cukup utopis, maka tidak lain yang harus turun tangan adalah masyarakat Indonesia sendiri sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan.
Bukan saja kita menunjukkan bahwa kita pandai mengutuk Israel yang menyerang Gaza dan dengan rela mengirim relawan dan bantuan kesana, namun kita juga harus menunjukkan bahwa solidaritas kita sendiri di dalam negeri cukup solid untuk memberikan bantuan kepada saudara kita di Sidoarjo sana.
Pembentukkan sebuah wadah bisa menjadi alternatif yang menarik untuk menggalang dana pendidikan bagi para korban lumpur Lapindo ini. Dengan adanya pemusatan, maka pengumpulan dan pemberian dana bisa lebih dilakukan secara terstruktur. Tentunya, wadah yang dibentuk harus terbebas dari “perpanjangan tangan” pemerintah atau oknum-oknum nakal lainnya sehingga dana yang tersalurkan juga bebas dari segala maca tindakan koruptif.
Selain pembentukkan wadah terpusat, bisa dijuga dilakukan pengumpulan koin seperti yang waktu itu dilakukan untuk Prita dan Bilqis. Pengumpulan koin dinilai bisa cukup efektif untuk menggalang dana dan menumbuhkan rasa solidaritas. Koin yang terkumpul ini pada akhirnya juga harus disalurkan melalui wadah terpusat yang nantinya akan menyalurkan bantuan tersebut untuk pendidikan anak-anak korban lumpur Lapindo.
Biar bagaimanapun, anak-anak korban lumpur Lapindo tetap memiliki hak yang sama dengan anak-anak pada umumnya dan salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mencari solusi tentang memberikan pendidikan yang tepat bagi mereka tanpa harus membebani dengan biaya yang besar karena memang tidak memungkinkan dari mereka untuk mengeluarkan biaya yang besar, dan tentunya peran serta kita juga diharapkan untuk bisa membantu anak-anak tersebut memperoleh hak nya, hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk kemajuan Indonesia.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/08/pendidikan-anak-anak-korban-lumpur-lapindo-yang-terabaikan/
flu burung meresahkan masyarakat
Posted on at 21.22
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan kegelisahan
Pengamat sosial-ekonomi John Palinggi mengatakan, publikasi kasus penyebaran virus flu burung sangat meresahkan masyarakat. Peternak dan pengusaha ayam ternak serta bisnis restoran yang mengonsumsi daging ayam mengalami kerugian besar, karena masyarakat ragu-ragu mengkonsumsi daging ayam. “Saya tidak tahu, sebetulnya apa mau kita ini,” ujar John Palinggi ketika dihubungi Suara Karya di Jakarta, Jumat (23/9) lalu. “Pernyataan pejabat dan publikasi mengenai flu burung, saya pikir, cukup meresahkan, bahkan cukup menghebohkan.”
Menurut John, banyak orang memiara ayam, burung puyuh dan beternak hewan lainnya. Usaha ini sangat positif karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Usaha sektor riil yang cukup menguntungkan ini sudah seharusnya perlu terus dilestarikan.
Namun, begitu muncul berita seseorang (dan beberapa lainnya) meninggal di rumah sakit, lalu dipublikasi secara besar-besaran sebagai terserang flu burung, masyarakat menjadi ragu untuk mengkonsumsi daging ayam. Akibatnya, yang mengalami kerugian besar adalah peternak dan pengusaha ayam serta bisnis-bisnis yang terkait dengan daging ayam. Dapat dipastikan, pengangguran pun makin bertambah.
“Mestinya dijelaskan bahwa di dunia ini baru seratus tiga belas orang yang meninggal karena flu burung. Di Indonesia hanya beberapa orang (belasan lainnya dirawat),” kata John Palinggi. “Tapi ini sudah dianggap sebagai ancaman nasional yang sangat membahayakan negara. Apa ini tidak meresahkan masyarakat?” ujarnya tandas.
John Palinggi menilai, penetapan status KLB nasional termasuk di Ibukota Jakarta oleh pemerintah terlalu tergesa-gesa meski sudah ada rujuan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia). Penetapan status KLB nasional flu burung dilakukan dengan alasan karena kalau sebelumnya kasus flu burung hanya teridentifikasi di satu titik, sekarang sudah ada di dua titik. Penentuan status KLB nasional flu burung dimaksudkan untuk meningkatkan agresivitas penanganan kasus penyakit tersebut.
“Memang, di koran bisa kita baca, ada korban meninggal, orang Tangerang dan Jakarta Selatan, konon akibat terinfeksi virus flu burung. Tapi publikasinya terlalu berlebihan, sepertinya firus flu burung itu sudah menjangkiti seluruh masyarakat Jakarta. Itu membuat resah masyarakat,” katanya pula.
Nyatanya, penetapan Kota Jakarta dalam KLB flu burung mengundang reaksi protes. Gubenur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, penetapan KLB flu burung seharusnya merupakan hasil konsultasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat. “Mendengar pernyataan-pernyataan seperti itu, masyarakat tentu bingung, dan mengundang tanda tanya,” kata John.
Menurut John Palinggi, pemerintah perlu meneliti secara seksama bahwa ayam dan burung yang mati benar-benar terserang virus flu burung atau karena penyakit lain. “Jangan-jangan, makanan ayamnya yang bikin ayam mengantuk. Atau mungkin, makanan ayamnya mengandung racun. Semua mesti diteliti dengan baik, dan hasilnya diinformasikan secara benar,” tuturnya.
Kalau mengirim samplenya ke Hongkong, tambahnya, jawabannya hampir bisa dipastikan positif. Jawaban dari Hongkong itu sangat mungkin bukannya tanpa tujuan-tujuan bisnis. Artinya, bukan tidak mungkin nanti akan didatangkan vaksin dari HongKong, atau untuk tujuan-tujuan ekonomi lainnya.
Kalau ada yang meninggal karena terkena virus flu burung, sang pasien harus dirawat dengan baik sampai sembuh.
Secara khusus John menyayangkan penutupan Kebon Binatang Ragunan yang dampaknya sangat meresahkan masyarakat. Padahal untuk menghindarkan kepanikan masyarakat, penutupan Bonbin Ragunan bisa dilakukan tanpa publikasi berlebihan.
Menurut John, mesti dicermati apakah pegawai atau karyawan sudah ada yang meninggal karena flu burung. Bagaimanpun Bonbin Ragunan merupakan balai konservasi. Mestinya para petugasnya lebih tahu cara mendeteksi dan mengatasi penyakit hewan, termasuk flu burung. “Kalau virus tersebut sangat berbahaya, tentu sudah banyak peternak atau pegawai Ragunan yang meninggal. Nyatanya kan tidak begitu? Tidak ada tukang ayam atau pegawai yang kerjanya membersihkan kotoran ayam yang meninggal,” katanya.
John Palinggi mengingatkan, harus dihindari berbagai isu yang cenderung meresahkan masyarakat. Bagaimanapun penanggulangan isu memerlukan biaya yang sangat mahal. Uang negara pun tersedot karena anggaran yang seharusnya untuk kebutuhan lain terpaksa disalurkan untuk mengatasi isu tersebut. Dampak lebih serius, ekonomi rakyat bisa terancam ambruk.
Sebagai gambaran, untuk mengatasi kasus flu burung yang mencuat di media massa, Juli lalu, pemerintah menetapkan anggaran penanganan sebesar Rp 158 miliar. Tapi dengan kian berkembangnya kasus flu burung kali ini yang menjadi berskala nasional, dibutuhkan lebih banyak lagi dana untuk pencegahan penyebaran virus flu burung di daerah-daerah.
Dari laporan terakhir, Depkes telah menyiagakan 44 rumah sakit rujukan untuk kasus kejangkitan flu burung ini, di samping telah menyiapkan laboratorium di delapan provinsi. “Saya kira, kita mesti cerdas menyikapi kebijakan tersebut. Pertanyaan saya, tidak adakah masalah yang lebih penting dan perlu mendapatkan dana besar daripada kasus flu burung? Di tengah krisis, kita mesti hati-hati menggunakan anggaran yang sudah sangat terbatas itu,” kata John. (Bambang Soepatah)
sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=122380
Pengamat sosial-ekonomi John Palinggi mengatakan, publikasi kasus penyebaran virus flu burung sangat meresahkan masyarakat. Peternak dan pengusaha ayam ternak serta bisnis restoran yang mengonsumsi daging ayam mengalami kerugian besar, karena masyarakat ragu-ragu mengkonsumsi daging ayam. “Saya tidak tahu, sebetulnya apa mau kita ini,” ujar John Palinggi ketika dihubungi Suara Karya di Jakarta, Jumat (23/9) lalu. “Pernyataan pejabat dan publikasi mengenai flu burung, saya pikir, cukup meresahkan, bahkan cukup menghebohkan.”
Menurut John, banyak orang memiara ayam, burung puyuh dan beternak hewan lainnya. Usaha ini sangat positif karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Usaha sektor riil yang cukup menguntungkan ini sudah seharusnya perlu terus dilestarikan.
Namun, begitu muncul berita seseorang (dan beberapa lainnya) meninggal di rumah sakit, lalu dipublikasi secara besar-besaran sebagai terserang flu burung, masyarakat menjadi ragu untuk mengkonsumsi daging ayam. Akibatnya, yang mengalami kerugian besar adalah peternak dan pengusaha ayam serta bisnis-bisnis yang terkait dengan daging ayam. Dapat dipastikan, pengangguran pun makin bertambah.
“Mestinya dijelaskan bahwa di dunia ini baru seratus tiga belas orang yang meninggal karena flu burung. Di Indonesia hanya beberapa orang (belasan lainnya dirawat),” kata John Palinggi. “Tapi ini sudah dianggap sebagai ancaman nasional yang sangat membahayakan negara. Apa ini tidak meresahkan masyarakat?” ujarnya tandas.
John Palinggi menilai, penetapan status KLB nasional termasuk di Ibukota Jakarta oleh pemerintah terlalu tergesa-gesa meski sudah ada rujuan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia). Penetapan status KLB nasional flu burung dilakukan dengan alasan karena kalau sebelumnya kasus flu burung hanya teridentifikasi di satu titik, sekarang sudah ada di dua titik. Penentuan status KLB nasional flu burung dimaksudkan untuk meningkatkan agresivitas penanganan kasus penyakit tersebut.
“Memang, di koran bisa kita baca, ada korban meninggal, orang Tangerang dan Jakarta Selatan, konon akibat terinfeksi virus flu burung. Tapi publikasinya terlalu berlebihan, sepertinya firus flu burung itu sudah menjangkiti seluruh masyarakat Jakarta. Itu membuat resah masyarakat,” katanya pula.
Nyatanya, penetapan Kota Jakarta dalam KLB flu burung mengundang reaksi protes. Gubenur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, penetapan KLB flu burung seharusnya merupakan hasil konsultasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat. “Mendengar pernyataan-pernyataan seperti itu, masyarakat tentu bingung, dan mengundang tanda tanya,” kata John.
Menurut John Palinggi, pemerintah perlu meneliti secara seksama bahwa ayam dan burung yang mati benar-benar terserang virus flu burung atau karena penyakit lain. “Jangan-jangan, makanan ayamnya yang bikin ayam mengantuk. Atau mungkin, makanan ayamnya mengandung racun. Semua mesti diteliti dengan baik, dan hasilnya diinformasikan secara benar,” tuturnya.
Kalau mengirim samplenya ke Hongkong, tambahnya, jawabannya hampir bisa dipastikan positif. Jawaban dari Hongkong itu sangat mungkin bukannya tanpa tujuan-tujuan bisnis. Artinya, bukan tidak mungkin nanti akan didatangkan vaksin dari HongKong, atau untuk tujuan-tujuan ekonomi lainnya.
Kalau ada yang meninggal karena terkena virus flu burung, sang pasien harus dirawat dengan baik sampai sembuh.
Secara khusus John menyayangkan penutupan Kebon Binatang Ragunan yang dampaknya sangat meresahkan masyarakat. Padahal untuk menghindarkan kepanikan masyarakat, penutupan Bonbin Ragunan bisa dilakukan tanpa publikasi berlebihan.
Menurut John, mesti dicermati apakah pegawai atau karyawan sudah ada yang meninggal karena flu burung. Bagaimanpun Bonbin Ragunan merupakan balai konservasi. Mestinya para petugasnya lebih tahu cara mendeteksi dan mengatasi penyakit hewan, termasuk flu burung. “Kalau virus tersebut sangat berbahaya, tentu sudah banyak peternak atau pegawai Ragunan yang meninggal. Nyatanya kan tidak begitu? Tidak ada tukang ayam atau pegawai yang kerjanya membersihkan kotoran ayam yang meninggal,” katanya.
John Palinggi mengingatkan, harus dihindari berbagai isu yang cenderung meresahkan masyarakat. Bagaimanapun penanggulangan isu memerlukan biaya yang sangat mahal. Uang negara pun tersedot karena anggaran yang seharusnya untuk kebutuhan lain terpaksa disalurkan untuk mengatasi isu tersebut. Dampak lebih serius, ekonomi rakyat bisa terancam ambruk.
Sebagai gambaran, untuk mengatasi kasus flu burung yang mencuat di media massa, Juli lalu, pemerintah menetapkan anggaran penanganan sebesar Rp 158 miliar. Tapi dengan kian berkembangnya kasus flu burung kali ini yang menjadi berskala nasional, dibutuhkan lebih banyak lagi dana untuk pencegahan penyebaran virus flu burung di daerah-daerah.
Dari laporan terakhir, Depkes telah menyiagakan 44 rumah sakit rujukan untuk kasus kejangkitan flu burung ini, di samping telah menyiapkan laboratorium di delapan provinsi. “Saya kira, kita mesti cerdas menyikapi kebijakan tersebut. Pertanyaan saya, tidak adakah masalah yang lebih penting dan perlu mendapatkan dana besar daripada kasus flu burung? Di tengah krisis, kita mesti hati-hati menggunakan anggaran yang sudah sangat terbatas itu,” kata John. (Bambang Soepatah)
sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=122380
tanggung jawab orangtua kepada anaknya
Posted on at 21.08
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan tanggung jawab
Melahirkan merupakan tugas dan keutamaan seorang wanita, yang secara otomatis akan menjadi seorang ibu begitu ia melahirkan. Keutamaan ini memang diberikan Allah Swt khusus kepada kaum wanita. Tidak pernah tercatat dalam sejarah seorang lelaki melahirkan.
Mendidik, apakah ia juga dikhususkan kepad kaum wanita saja? Tentu saja tidak. Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab seorang ayah. Namun dalam kesehariannya, anak lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Oleh karena itu, baik buruknya si anak sangat tergantung dengan pendidikan yang diberikan dan ditanamkan oleh kedua orangtua, terutama ibu.
Memilihkan ibu yang baik bagi anak adalah merupakan tanggung jawab seorang ayah kepada anaknya. Ini berarti si anak berhak untuk mendapatkan ibu yang shalihah. Kalau ini tidak terpenuhi, maka sang ayah telah merampas hak anaknya untuk memiliki ibu yang shalihah.
Untuk mendapatkan pasangan hidup yang shalihah tentu saja tidak mudah. Jika ingin mendapatkan istri seshalihah Fatimah ra, maka jadilah seshalih Ali bin abi Thalib. Begitu juga sebaliknya. Firman Allah Swt, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).
Berbicara tentang “Peran Ibu dalam Melahirkan dan Mendidik Generasi Qur’ani” tentu saja tidak lepas dari pembicaraan tentang sosok ibu yang shalihah yang dari rahimnya akan lahir generasi qur’ani tersebut. Sebelum menjadi ibu seorang wanita akan melewati fase-fase yang panjang. Bayi perempuan yang menggemaskan, gadis cilik yang lucu, remaja putri yang pandai menjaga pergaulannya, gadis shalihah yang siap menikah dan fase terakhir sebelum menjadi ibu adalah menjadi seorang istri. Jadi, sebelum seorang wanita mendidik, ia juga sudah harus melewati masa-masa dididik oleh kedua orangtuanya. Ini merupakan mata rantai yang sangat panjang, karena akan menentukan bagaimana generasi yang akan lahir dari rahim seorang wanita tersebut. Kita berharap semoga kita semua terdidik dalam lingkungan yang Islami sehingga kita bisa menerapkan segala kebaikan yang telah diajarkan oleh orangtua kita tersebut kepada anak cucu kita.
Bagi kaum lelaki yang ingin memiliki keturunan yang shalih, maka ia berkewajiban mencari dan memilih pasangan yang terdidik dalam lingkungan yang Islami. Rasulullah berabad-abad yang lalu telah menuntun kita dalam memilih pasangan yang tepat. “Wanita dinikahi karena 4 perkara, karena kecantikannya, nasab (keturunannya), hartanya dan agamanya. Maka pilihlah berdasarkan agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” Bila seorang lelaki telah memilih istri berdasarkan hadits Nabi ini maka insya Allah generasi qur’ani yang kita idam-idamkan pun akan terwujud.
Sedangkan untuk pihak wanita, bila ingin memilih calon suami maka panduannya dari Rasulullah adalah hadits berikut, ”Apabila datang kepada kalian seorang pemuda yang kalian suka agama dan akhlaqnya, maka nikahkanlah dia dengan putri kalian. Bila tidak, maka pasti terjadi bencana dan kerusakan besar di muka bumi” (HR At-Tirmidzi).
Sekarang marilah kita lihat bagaimana para sahabat Rasul memilihkan jodoh untuk anak-anak mereka. Suatu hari Khalifah Umar ibn Khattab berjalan-jalan di malam hari di kota Madinah untuk mengontrol situasi kota Madinah dan mengecek kebenaran berita para menteri dan walikota tentang keadaan rakyatnya.Saat itu Khalifah mengajak seseorang sebagai temannya.Ketika mereka akhirnya kecapaian, mereka pun bersandar di sebuah dinding rumah penduduk. Tak lama Khalifah Umar mendengar seorang ibu yang tinggal di rumah itu menyuruh anak gadisnya untuk mencampur susu yang akan mereka jual keesokan harinya dengan air. Si gadis menolak.“Apakah ibu tidak mendengar pesan Khalifah Umar agar kita tidak mencampur susu dengan air?” kata si anak gadis itu. Lantas sang ibu berkata, “Kau turuti sajalah perintahku, di sini sekarang tidak ada Khalifah” Lalu anaknya berkata, “Demi Allah, aku tidak akan melakukannya. Memang benar Khalifah saat ini tidak berada di sini, tapi bukankah Tuhan Khalifah selalu memperhatikan kita? Aku tidak mau berbuat maksiat kepada Allah, juga tidak mau melanggar peraturan dari Khalifah”
Umar bin Khattab yang mendengar perkataan si gadis shalihah tadi lantas pulang dan memanggil anaknya yang bernama ‘Ashim. Ia ingin menikahkan anaknya dengan gadis penjual susu tersebut. ‘Ashim setuju, maka si gadis penjual susu itu pun menjadi menantu seorang Khalifah yang terkenal dengan keadilannya, Umar bin Khattab. Hasil perkawinan yang penuh berkah ini melahirkan seorang putri yang shalihah yang kemudian dari rahimnya lahirlah seseorang yang terkenal bertaqwa, zuhud dan adil, Umar bin Abdul ‘Aziz.
Umar bin Abdul ‘Aziz, yang lebih dikenal dengan Khulafaur Rasyidin yang kelima itu mewarisi ketaqwaannya dari neneknya, sang penjual susu tadi. Lihatlah bagaimana seorang perempuan yang shalihah bisa mencetak generasi qur’ani. Dikisahkan bahwa pada salah satu lebaran, putri-putri Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz meminta baju baru untuk menyambut lebaran tersebut. Ketika itu Umar bin Abdul ‘Aziz sedang tidak memiliki uang. Setelah didesak oleh putri-putrinya maka beliaupun memerintahkan pegawainya yang bertugas menjaga baitul mal untuk mengeluarkan gaji bulan depannya.Ternyata si pegawai ini tidak mau melaksanakan perintah Khalifah. Dia berkata,”Apakah Anda ingin mengambil gaji bulan depan Anda? Apa Anda yakin akan hidup sampai bulan depan (sehingga Anda berhak atas gaji itu)?” Lalu Khalifah menepuk kepalanya dan berkata pada pegawainya tersebut, “Sungguh kamu diberkati karena telah menjadi pemberi nasehat yang amanah” Kemudian Umar bin Abdul ‘Aziz menoleh kepada putri-putrinya dan berkata, “Apakah kalian mau memakai pakaian baru sedangkan ayah kalian masuk ke dalam neraka karena itu?”
Selain gadis penjual susu yang menjadi nenek Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz ini, masih banyak lagi nama-nama wanita yang tercatat dalam sejarah telah berhasil melahirkan dan mendidik generasi qur’ani. Beberapa di antaranya adalah Ummul Fadhl yang memiliki putra yang digelar al-bahr(lautan) karena keluasan ilmunya. Dialah Abdullah bin Abbas, yang mendapat doa dari Nabi Muhammad Saw, “Ya Allah pahamkanlah dia agama dan anugrahkan dia kemampuan dalam hal ta’wil” Dengan doa ini dan juga didikan Ummul Fadhl maka Abdullah bin Abbas menjadi ahli fiqh sekaligus ahli tafsir yang terkenal.
Ada lagi Al-Khansa’, yang merelakan bahkan mengharapkan kesyahidan keempat putranya dalam perang A-Qadisiyah melawan tentara Romawi.Kita juga mengenal Ummu Aiman, ibu asuh Rasulullah yang sangat setia dan mencintai Rasulullah. Fatimah binti Asad, wanita yang mendidik Nabi setelah Abdul Muthalib wafat. Dialah ibu dari pejuang yang gagah berani, Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, nenek dari dua pemuda pemimpin para pemuda surga Hasan ra dan Husain ra, ibu dari pahlawan gagah berani yang gugur sebagai syahid dalam perang Mu’tah, Ja’far bin Abu Thalib.
Selanjutnya ada pula Ummu Sulaim, yang mas kawinnya ketika ia menikah adalah islamnya sang calon suami. Dia adalah ibu dari Anas bin Malik, seorang tokoh periwayat hadits Nabi Saw. Sungguh besarlah peran Ummu Sulaim ini yang telah mendidik Anas bin Malik dengan iman dan taqwa sejak ia masih kecil.
Ada lagi Ummu Umarah, wanita gagah yang terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah Saw, di antaranya perang Uhud, Khaibar, Hunain, dan perang Yamamah menumpas kaum murtad. Dari rahimnya juga lahir seorang mujahid yang tak takut mati, Habib bin Zaid. Ia syahid karena dibunuh oleh Musailamah al Kadzab dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu.
Masih ingat dengan ‘Asma’ binti Abu Bakar yang membantu mempersiapkan perjalanan hijrah ayahnya dan Rasulullah? Sahabat Rasul yang satu ini termasuk wanita pertama yang memeluk Islam.Dari rahimnyalah lahir bayi pertama yang dilahirkan di negeri hijrah, Madinah. ‘Asma’ binti Abu Bakar adalah istri dari Zubair bin Awwan, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, dan ibu Abdullah bin Zubair yang syahid di tangan al Hajjaj.
Kabsyah binti Rafi’, ibu dari seorang mujahid yang kematiannya mengguncangkan ‘Arsy di langit. Kabsyah binti Rafi’ dikenal dengan kunyah Ummu Sa’ad. Ketika terjadi perang Badar, dua putranya yakni Sa’ad bin Muadz dan ‘Amr bin Muadz ikut ke Badar untuk berjihad di jalan Allah. Ummu Sa’ad sangat bahagia dengan bergabungnya kedua putranya dalam peperangan tersebut. Dia tidak khawatir sedikitpun dengan kehilangan kedua anaknya tersebut jika mereka gugur di medan juang, dan semangat itu ditanamkannya kepada kedua anaknya sehingga mereka tidak gentar sedikitpun menghadari peperangan tersebut, meski jumlah pasukan muslimin sangat kecil dibanding pihak Quraisy.
Kita juga tak mungkin lupa dengan Sumayyah, wanita pertama yang syahid dalam Islam. Dia beserta suami dan anaknya dengan keimanan tinggi mempertahankan agama sampai nyawanya berpisah dengan jasad. Begitu juga dengan Shafiyyah binti Abdul Muthalib yang mendidik putranya Zubair bin Awwam dengan keras dan penuh keprihatinan. Ia mengajari Zubair yang ketika itu masih kecil menunggang kuda dan menggunakan senjata, serta mengarahkan Zubair agar permainannya terfokus untuk belajar memanah dan memperbaiki busur. Shafiyyah juga tidak segan-segan menyuruh putranya untuk melaksanakan tugas-tugas yang beresiko tinggi dan berbahaya.
Itulah beberapa di antara wanita-wanita di zaman Rasul dan sahabat yang telah berperan besar dalam melahirkan dan mendidik generasi qur’ani.Bagaimanakah dengan zaman kita ini? Masih adakah wanita-wanita seperti para shahabiyat tersebut? Jawabannya tentu ada dan akan terus ada selama kita memegang teguh ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululah Saw ini. Ummu Farhat adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang mampu melahirkan dan mendidik generasi qur’ani di zaman era globalisasi ini. Ia memiliki 5 orang anak lelaki yang kesemuanya berjihad di jalan Allah untuk membebaskan Palestina dari jajahan Israel. Tiga orang anaknya telah syahid, sedangkan yang satunya cacat karena disiksa oleh tentara Israel. Anaknya yang satu lagi adalah seorang anggota parlemen di Gaza dan sampai sekarang masih mendekam dalam penjara Israel dengan hukuman 500 tahun penjara.Kelima anaknya ini adalah para penghapal alqur’an.
Ahlam At-Tamimi, seorang wanita Palestina yang ditawan Israel dalam penjaranya dengan hukuman 16x penjara seumur hidup, karena dia telah membunuh beberapa orang tentara Israel. Dia juga membantu menyediakan fasilitas untuk mujahidin yang melakukan bom syahid, yang menewaskan puluhan tentara zionis Israel.
Subhanallah, sungguh mereka adalah para wanita yang mulia. Akankah kita mencontoh mereka? Tentu saja, Insya Allah. Namun bagaimanakah caranya agar kita dapat berperan sempurna sebagai ibu pencetak generasi qur’ani? Mampukah kita mendidik anak-anak kita jika kita sendiri masih belum terdidik? Ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan yang sangat membahayakan ini?
Seperti yang telah disebutkan di atas tadi, jika ingin mendapatkan istri seshalihah Fatimah ra, maka jadilah seshalih Ali bin abi Thalib.Jika ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani, maka kitalah sebagai orangtua yang pertama sekali harus menjadi shalih dan shalihah. Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang tidak memiliki tidak akan bisa memberi” Karena itu jika ingin memberikan pendidikan agama yang baik pada anak-anak kita, maka kita harus memiliki dan menjalankan ajaran agama tersebut terlebih dahulu.
Ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya, Karena pada ibulah seorang anak banyak belajar.Begitu lahir, anak belajar menyusui dari ibu, belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, mengucapkan kata pertama, semuanya dengan bantuan ibu. Ibulah yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengurus sang anak dan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya dari ke hari ke hari. Maka tidaklah salah jika kita katakan bahwa setiap tokoh besar yang memiliki andil penting dalam menaklukkan berbagai belahan negeri dan kerajaan musuh, serta memiliki nama harum yang disebut-sebut sepanjang masa, selalu dibesarkan dan belajar dari kepribadian seorang ibu yang agung lagi mulia.
Bagi setiap ibu yang ingin keturunannya menjadi generasi qur’ani, hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Susukanlah mereka dengan Air Susu Ibu secara eksklusif selama 6 bulan dengan lanjutan ASI dan makanan tambahan sampai mereka berusia 2 tahun. Sedapat mungkin hindarkan memberi anak-anak susu formula, karena sebaik apapun susu formula, ASI tetaplah yang paling utama, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang telah disediakan Allah Swt dalam tubuh seorang ibu.
2. Doakanlah anak-anak kita dengan kebaikan, karena doa seorang ibu adalah doa yang maqbul. Biasakanlah berkata yang baik di depan anak-anak, dan jangan ucapkan kata-kata keji, seperti cacian dan makian terhadap anak. Ingatlah, betapa banyak orangtua yang mengatakan anaknya, “bodoh, pemalas, cengeng” dan ungkapan-ungkapan bernada negatif lainnya menghasilkan anak-anak yang sesuai label atau cap yang diberikan.
3. Ajarkan anak-anak untuk selalu berdoa di setiap saat, agar tertanam di hati mereka rasa takut dan berharap hanya kepada Allah.
4. Ajarkan mereka Alqur’an, kebaikan dan akhlaq karimah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
5. Jauhkan mereka dari pengaruh buruk tv, hp, komputer dan segala media yang merusak fisik dan mental mereka.
6. Gunakan metode dongeng dan cerita dalam mendidik anak.
7. Perbanyak waktu bersama anak-anak, sehingga kedekatan anak dan ibu akan terjalin. Jika anak dan ibu memiliki ikatan batin yang kuat, maka akan mudah bagi si ibu untuk mendidik dan mengarahkan anaknya.
8. Beri mereka makanan bergizi yang halal, karena dengan makanan halal lah generasi qur’ani akan terwujud.
9. Ajari mereka permainan yang dapat mengasah otak, fisik dan mental mereka.
10. DIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN.
Dengan beberapa hal di atas, disertai tekad dan semangat yang tinggi, mudah-mudahan cita-cita setiap ibu yang ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani akan terwujud. Amin. Wallahu a’lam bishshawab.
sumber : http://www.isykarima.com/ummahaat/151-peran-ibu-dalam-melahirkan-dan-mendidik-generasi-qurani.html
Melahirkan merupakan tugas dan keutamaan seorang wanita, yang secara otomatis akan menjadi seorang ibu begitu ia melahirkan. Keutamaan ini memang diberikan Allah Swt khusus kepada kaum wanita. Tidak pernah tercatat dalam sejarah seorang lelaki melahirkan.
Mendidik, apakah ia juga dikhususkan kepad kaum wanita saja? Tentu saja tidak. Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab seorang ayah. Namun dalam kesehariannya, anak lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Oleh karena itu, baik buruknya si anak sangat tergantung dengan pendidikan yang diberikan dan ditanamkan oleh kedua orangtua, terutama ibu.
Memilihkan ibu yang baik bagi anak adalah merupakan tanggung jawab seorang ayah kepada anaknya. Ini berarti si anak berhak untuk mendapatkan ibu yang shalihah. Kalau ini tidak terpenuhi, maka sang ayah telah merampas hak anaknya untuk memiliki ibu yang shalihah.
Untuk mendapatkan pasangan hidup yang shalihah tentu saja tidak mudah. Jika ingin mendapatkan istri seshalihah Fatimah ra, maka jadilah seshalih Ali bin abi Thalib. Begitu juga sebaliknya. Firman Allah Swt, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).
Berbicara tentang “Peran Ibu dalam Melahirkan dan Mendidik Generasi Qur’ani” tentu saja tidak lepas dari pembicaraan tentang sosok ibu yang shalihah yang dari rahimnya akan lahir generasi qur’ani tersebut. Sebelum menjadi ibu seorang wanita akan melewati fase-fase yang panjang. Bayi perempuan yang menggemaskan, gadis cilik yang lucu, remaja putri yang pandai menjaga pergaulannya, gadis shalihah yang siap menikah dan fase terakhir sebelum menjadi ibu adalah menjadi seorang istri. Jadi, sebelum seorang wanita mendidik, ia juga sudah harus melewati masa-masa dididik oleh kedua orangtuanya. Ini merupakan mata rantai yang sangat panjang, karena akan menentukan bagaimana generasi yang akan lahir dari rahim seorang wanita tersebut. Kita berharap semoga kita semua terdidik dalam lingkungan yang Islami sehingga kita bisa menerapkan segala kebaikan yang telah diajarkan oleh orangtua kita tersebut kepada anak cucu kita.
Bagi kaum lelaki yang ingin memiliki keturunan yang shalih, maka ia berkewajiban mencari dan memilih pasangan yang terdidik dalam lingkungan yang Islami. Rasulullah berabad-abad yang lalu telah menuntun kita dalam memilih pasangan yang tepat. “Wanita dinikahi karena 4 perkara, karena kecantikannya, nasab (keturunannya), hartanya dan agamanya. Maka pilihlah berdasarkan agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” Bila seorang lelaki telah memilih istri berdasarkan hadits Nabi ini maka insya Allah generasi qur’ani yang kita idam-idamkan pun akan terwujud.
Sedangkan untuk pihak wanita, bila ingin memilih calon suami maka panduannya dari Rasulullah adalah hadits berikut, ”Apabila datang kepada kalian seorang pemuda yang kalian suka agama dan akhlaqnya, maka nikahkanlah dia dengan putri kalian. Bila tidak, maka pasti terjadi bencana dan kerusakan besar di muka bumi” (HR At-Tirmidzi).
Sekarang marilah kita lihat bagaimana para sahabat Rasul memilihkan jodoh untuk anak-anak mereka. Suatu hari Khalifah Umar ibn Khattab berjalan-jalan di malam hari di kota Madinah untuk mengontrol situasi kota Madinah dan mengecek kebenaran berita para menteri dan walikota tentang keadaan rakyatnya.Saat itu Khalifah mengajak seseorang sebagai temannya.Ketika mereka akhirnya kecapaian, mereka pun bersandar di sebuah dinding rumah penduduk. Tak lama Khalifah Umar mendengar seorang ibu yang tinggal di rumah itu menyuruh anak gadisnya untuk mencampur susu yang akan mereka jual keesokan harinya dengan air. Si gadis menolak.“Apakah ibu tidak mendengar pesan Khalifah Umar agar kita tidak mencampur susu dengan air?” kata si anak gadis itu. Lantas sang ibu berkata, “Kau turuti sajalah perintahku, di sini sekarang tidak ada Khalifah” Lalu anaknya berkata, “Demi Allah, aku tidak akan melakukannya. Memang benar Khalifah saat ini tidak berada di sini, tapi bukankah Tuhan Khalifah selalu memperhatikan kita? Aku tidak mau berbuat maksiat kepada Allah, juga tidak mau melanggar peraturan dari Khalifah”
Umar bin Khattab yang mendengar perkataan si gadis shalihah tadi lantas pulang dan memanggil anaknya yang bernama ‘Ashim. Ia ingin menikahkan anaknya dengan gadis penjual susu tersebut. ‘Ashim setuju, maka si gadis penjual susu itu pun menjadi menantu seorang Khalifah yang terkenal dengan keadilannya, Umar bin Khattab. Hasil perkawinan yang penuh berkah ini melahirkan seorang putri yang shalihah yang kemudian dari rahimnya lahirlah seseorang yang terkenal bertaqwa, zuhud dan adil, Umar bin Abdul ‘Aziz.
Umar bin Abdul ‘Aziz, yang lebih dikenal dengan Khulafaur Rasyidin yang kelima itu mewarisi ketaqwaannya dari neneknya, sang penjual susu tadi. Lihatlah bagaimana seorang perempuan yang shalihah bisa mencetak generasi qur’ani. Dikisahkan bahwa pada salah satu lebaran, putri-putri Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz meminta baju baru untuk menyambut lebaran tersebut. Ketika itu Umar bin Abdul ‘Aziz sedang tidak memiliki uang. Setelah didesak oleh putri-putrinya maka beliaupun memerintahkan pegawainya yang bertugas menjaga baitul mal untuk mengeluarkan gaji bulan depannya.Ternyata si pegawai ini tidak mau melaksanakan perintah Khalifah. Dia berkata,”Apakah Anda ingin mengambil gaji bulan depan Anda? Apa Anda yakin akan hidup sampai bulan depan (sehingga Anda berhak atas gaji itu)?” Lalu Khalifah menepuk kepalanya dan berkata pada pegawainya tersebut, “Sungguh kamu diberkati karena telah menjadi pemberi nasehat yang amanah” Kemudian Umar bin Abdul ‘Aziz menoleh kepada putri-putrinya dan berkata, “Apakah kalian mau memakai pakaian baru sedangkan ayah kalian masuk ke dalam neraka karena itu?”
Selain gadis penjual susu yang menjadi nenek Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz ini, masih banyak lagi nama-nama wanita yang tercatat dalam sejarah telah berhasil melahirkan dan mendidik generasi qur’ani. Beberapa di antaranya adalah Ummul Fadhl yang memiliki putra yang digelar al-bahr(lautan) karena keluasan ilmunya. Dialah Abdullah bin Abbas, yang mendapat doa dari Nabi Muhammad Saw, “Ya Allah pahamkanlah dia agama dan anugrahkan dia kemampuan dalam hal ta’wil” Dengan doa ini dan juga didikan Ummul Fadhl maka Abdullah bin Abbas menjadi ahli fiqh sekaligus ahli tafsir yang terkenal.
Ada lagi Al-Khansa’, yang merelakan bahkan mengharapkan kesyahidan keempat putranya dalam perang A-Qadisiyah melawan tentara Romawi.Kita juga mengenal Ummu Aiman, ibu asuh Rasulullah yang sangat setia dan mencintai Rasulullah. Fatimah binti Asad, wanita yang mendidik Nabi setelah Abdul Muthalib wafat. Dialah ibu dari pejuang yang gagah berani, Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, nenek dari dua pemuda pemimpin para pemuda surga Hasan ra dan Husain ra, ibu dari pahlawan gagah berani yang gugur sebagai syahid dalam perang Mu’tah, Ja’far bin Abu Thalib.
Selanjutnya ada pula Ummu Sulaim, yang mas kawinnya ketika ia menikah adalah islamnya sang calon suami. Dia adalah ibu dari Anas bin Malik, seorang tokoh periwayat hadits Nabi Saw. Sungguh besarlah peran Ummu Sulaim ini yang telah mendidik Anas bin Malik dengan iman dan taqwa sejak ia masih kecil.
Ada lagi Ummu Umarah, wanita gagah yang terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah Saw, di antaranya perang Uhud, Khaibar, Hunain, dan perang Yamamah menumpas kaum murtad. Dari rahimnya juga lahir seorang mujahid yang tak takut mati, Habib bin Zaid. Ia syahid karena dibunuh oleh Musailamah al Kadzab dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu.
Masih ingat dengan ‘Asma’ binti Abu Bakar yang membantu mempersiapkan perjalanan hijrah ayahnya dan Rasulullah? Sahabat Rasul yang satu ini termasuk wanita pertama yang memeluk Islam.Dari rahimnyalah lahir bayi pertama yang dilahirkan di negeri hijrah, Madinah. ‘Asma’ binti Abu Bakar adalah istri dari Zubair bin Awwan, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, dan ibu Abdullah bin Zubair yang syahid di tangan al Hajjaj.
Kabsyah binti Rafi’, ibu dari seorang mujahid yang kematiannya mengguncangkan ‘Arsy di langit. Kabsyah binti Rafi’ dikenal dengan kunyah Ummu Sa’ad. Ketika terjadi perang Badar, dua putranya yakni Sa’ad bin Muadz dan ‘Amr bin Muadz ikut ke Badar untuk berjihad di jalan Allah. Ummu Sa’ad sangat bahagia dengan bergabungnya kedua putranya dalam peperangan tersebut. Dia tidak khawatir sedikitpun dengan kehilangan kedua anaknya tersebut jika mereka gugur di medan juang, dan semangat itu ditanamkannya kepada kedua anaknya sehingga mereka tidak gentar sedikitpun menghadari peperangan tersebut, meski jumlah pasukan muslimin sangat kecil dibanding pihak Quraisy.
Kita juga tak mungkin lupa dengan Sumayyah, wanita pertama yang syahid dalam Islam. Dia beserta suami dan anaknya dengan keimanan tinggi mempertahankan agama sampai nyawanya berpisah dengan jasad. Begitu juga dengan Shafiyyah binti Abdul Muthalib yang mendidik putranya Zubair bin Awwam dengan keras dan penuh keprihatinan. Ia mengajari Zubair yang ketika itu masih kecil menunggang kuda dan menggunakan senjata, serta mengarahkan Zubair agar permainannya terfokus untuk belajar memanah dan memperbaiki busur. Shafiyyah juga tidak segan-segan menyuruh putranya untuk melaksanakan tugas-tugas yang beresiko tinggi dan berbahaya.
Itulah beberapa di antara wanita-wanita di zaman Rasul dan sahabat yang telah berperan besar dalam melahirkan dan mendidik generasi qur’ani.Bagaimanakah dengan zaman kita ini? Masih adakah wanita-wanita seperti para shahabiyat tersebut? Jawabannya tentu ada dan akan terus ada selama kita memegang teguh ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululah Saw ini. Ummu Farhat adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang mampu melahirkan dan mendidik generasi qur’ani di zaman era globalisasi ini. Ia memiliki 5 orang anak lelaki yang kesemuanya berjihad di jalan Allah untuk membebaskan Palestina dari jajahan Israel. Tiga orang anaknya telah syahid, sedangkan yang satunya cacat karena disiksa oleh tentara Israel. Anaknya yang satu lagi adalah seorang anggota parlemen di Gaza dan sampai sekarang masih mendekam dalam penjara Israel dengan hukuman 500 tahun penjara.Kelima anaknya ini adalah para penghapal alqur’an.
Ahlam At-Tamimi, seorang wanita Palestina yang ditawan Israel dalam penjaranya dengan hukuman 16x penjara seumur hidup, karena dia telah membunuh beberapa orang tentara Israel. Dia juga membantu menyediakan fasilitas untuk mujahidin yang melakukan bom syahid, yang menewaskan puluhan tentara zionis Israel.
Subhanallah, sungguh mereka adalah para wanita yang mulia. Akankah kita mencontoh mereka? Tentu saja, Insya Allah. Namun bagaimanakah caranya agar kita dapat berperan sempurna sebagai ibu pencetak generasi qur’ani? Mampukah kita mendidik anak-anak kita jika kita sendiri masih belum terdidik? Ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan yang sangat membahayakan ini?
Seperti yang telah disebutkan di atas tadi, jika ingin mendapatkan istri seshalihah Fatimah ra, maka jadilah seshalih Ali bin abi Thalib.Jika ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani, maka kitalah sebagai orangtua yang pertama sekali harus menjadi shalih dan shalihah. Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang tidak memiliki tidak akan bisa memberi” Karena itu jika ingin memberikan pendidikan agama yang baik pada anak-anak kita, maka kita harus memiliki dan menjalankan ajaran agama tersebut terlebih dahulu.
Ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya, Karena pada ibulah seorang anak banyak belajar.Begitu lahir, anak belajar menyusui dari ibu, belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, mengucapkan kata pertama, semuanya dengan bantuan ibu. Ibulah yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengurus sang anak dan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya dari ke hari ke hari. Maka tidaklah salah jika kita katakan bahwa setiap tokoh besar yang memiliki andil penting dalam menaklukkan berbagai belahan negeri dan kerajaan musuh, serta memiliki nama harum yang disebut-sebut sepanjang masa, selalu dibesarkan dan belajar dari kepribadian seorang ibu yang agung lagi mulia.
Bagi setiap ibu yang ingin keturunannya menjadi generasi qur’ani, hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Susukanlah mereka dengan Air Susu Ibu secara eksklusif selama 6 bulan dengan lanjutan ASI dan makanan tambahan sampai mereka berusia 2 tahun. Sedapat mungkin hindarkan memberi anak-anak susu formula, karena sebaik apapun susu formula, ASI tetaplah yang paling utama, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang telah disediakan Allah Swt dalam tubuh seorang ibu.
2. Doakanlah anak-anak kita dengan kebaikan, karena doa seorang ibu adalah doa yang maqbul. Biasakanlah berkata yang baik di depan anak-anak, dan jangan ucapkan kata-kata keji, seperti cacian dan makian terhadap anak. Ingatlah, betapa banyak orangtua yang mengatakan anaknya, “bodoh, pemalas, cengeng” dan ungkapan-ungkapan bernada negatif lainnya menghasilkan anak-anak yang sesuai label atau cap yang diberikan.
3. Ajarkan anak-anak untuk selalu berdoa di setiap saat, agar tertanam di hati mereka rasa takut dan berharap hanya kepada Allah.
4. Ajarkan mereka Alqur’an, kebaikan dan akhlaq karimah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
5. Jauhkan mereka dari pengaruh buruk tv, hp, komputer dan segala media yang merusak fisik dan mental mereka.
6. Gunakan metode dongeng dan cerita dalam mendidik anak.
7. Perbanyak waktu bersama anak-anak, sehingga kedekatan anak dan ibu akan terjalin. Jika anak dan ibu memiliki ikatan batin yang kuat, maka akan mudah bagi si ibu untuk mendidik dan mengarahkan anaknya.
8. Beri mereka makanan bergizi yang halal, karena dengan makanan halal lah generasi qur’ani akan terwujud.
9. Ajari mereka permainan yang dapat mengasah otak, fisik dan mental mereka.
10. DIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN.
Dengan beberapa hal di atas, disertai tekad dan semangat yang tinggi, mudah-mudahan cita-cita setiap ibu yang ingin mendapatkan anak yang shalih dan menjadi generasi qur’ani akan terwujud. Amin. Wallahu a’lam bishshawab.
sumber : http://www.isykarima.com/ummahaat/151-peran-ibu-dalam-melahirkan-dan-mendidik-generasi-qurani.html
10 pandangan utama yang keliru mengenai Islam
Posted on at 20.45
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan pandangan hidup
Tulisan di bawah menjabarkan sepuluh (10) pandangan utama yang keliru mengenai Islam yang berkembang di kalangan non-muslim sekarang ini.
1. Umat Muslim Adalah Biadab, Teroris dan Ekstrimis
2. Islam Menindas Kaum Wanita
3. Umat Muslim Menyembah Tuhan Yang berbeda
4. Islam Disebarkan Dengan Jalan Kekerasan dan Tidak Memberikan Toleransi Kepada Agama Lain
5. Seluruh Umat Muslim Adalah Orang Arab
6. Negara Islam (Louis Farrakhan) Adalah Bagian Dari Umat Muslim
7. Semua Pria Muslim Ber-Isteri 4 Orang
8. Umat Muslim Adalah Barbar dan Primitif
9. Muhammad Adalah Penemu Islam dan Umat Muslim Menyembahnya
10. Umat Muslim Tidak Percaya Kepada Yesus (Nabi Isa AS) dan Nabi-Nabi Lainnya
01. UMAT MUSLIM ADALAH BIADAB, TERORIS DAN EKSTRIMIS
Inilah pandangan keliru yang terbesar tentang Islam, yang diakibatkan oleh berita klise dan propaganda yang terus menerus dilontarkan berbagai media. Ketika seorang yahudi bersenjata api menyerang masjid, seorang gerilyawan katholik IRA meledakan bom di wilayah pemukiman, atau milisi ortodoks Serbia yang memperkosa serta membunuh muslim yang tidak bersalah, aksi-aksi tersebut tidaklah dianggap berasal dari agama tertentu. Aksi-aksi tersebut tidak pernah dihubungkan dengan agama si pelaku.
Namun sudah seringkali kita dengar kata-kata “Islam, Muslim Fundamentalis” dsb dikaitkan dengan kekerasan. Politik yang seringkali disebut “Negara Islam” mungkin atau tidak, mempunyai dasar-dasar Islam. Seringkali para diktator & politisi memanfaatkan nama Islam demi kepentingan dan ambisi politiknya sendiri. Kita harus ingat untuk selalu berpedoman pada sumber-sumber Islam & memisahkan Islam sebagai agama kebenaran dari semua yang selama ini digambarkan oleh media. Islam secara tata bahasa berarti “Tunduk/Patuh kepada Allah”, dan berasal dari kata dasar “damai”.
Dalam kehidupan di dunia modern sekarang ini, Islam tampak mengagumkan atau bahkan tampak ekstrim. Barangkali hal ini disebabkan karena agama tidak men dominasi kehidupan sehari-hari di Negara Barat, sementara dalam hidup seorang muslim Islam dijadikan “cara hidup/jalan hidup/pandangan hidup” dan mereka tidak membagi dan memisahkan kehidupan dunia & keagamaannya.
Seperti juga agama Kristen, Islam membolehkan perlawanan untuk melindungi diri, melindungi agama, atau bagi mereka yang diusir secara paksa dari tempat tinggalnya. Islam menerapkan aturan yang tegas tentang gerakan perlawanan ini termasuk larangan untuk menyakiti penduduk sipil, merusak pertanian dan lingkungan hidup.
Dimanapun Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Dalam Al-Qur’an telah disebutkan:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Quran 2:190).
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui” (Quran 8:61).
Perang merupakan jalan terakhir, dan dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan aturan agama. Istilah “Jihad” secara bahasa berarti “perjuangan” dan menurut muslim ada 2 jenis jihad. Jihad dalam pengertian lainnya adalah perjuangan terhadap nafsu egoistis dalam diri manusia sendiri agar tercipta kedamaian dalam diri masing-masing.
02. ISLAM MENINDAS KAUM WANITA
Pandangan tentang wanita muslim yang menggunakan jilbab dan dipaksa tinggal di rumah serta dilarang keluar adalah pendapat umum kebanyakan orang. Meskipun di beberapa Negara Islam menerapkan aturan yang memberatkan kaum wanita, hal tersebut tidak dipandang berasal dari Islam. Banyak dari negara tersebut tidak menerapkan aturan yang sesuai syari’ah (aturan berdasarkan hukum Islam), mereka menggunakan aturan atas dasar kebudayaan mereka sendiri yang dibuat berdasarkan jenis kelamin.
Di sisi lain, Islam memberikan tugas dan kesamaan yang berbeda antara pria & wanita seperti yang ditetapkan dalam Al-Quran serta dicontohkan oleh Nabi SAW. Islam memandang wanita, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah, sebagai individu yang mempunyai hak pribadi, seperti hak untuk memiliki dan menentukan kekayaan dan memperoleh penghasilan sendiri. Mahar yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita berhak untuk digunakan sendiri, dan dia harus menjaga nama keluarganya daripada nama keluarga suaminya. Baik pria maupun wanita diwajibkan untuk berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik orang diantara pengikutku adalah yang menghormati dan memperlakukan istrinya dengan baik”.
Bentuk kekerasan apapun terhadap wanita dan memaksakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka tidak diperbolehkan. Pernikahan seorang muslim merupakan hal sederhana, masing-masing dibebaskan untuk mengadakan akad nikah yang sah termasuk syarat-syaratnya. Tradisi pernikahan seperti ini sangat bervariasi di satu negara maupun di negara lainya. Perceraian tidaklah disukai Allah, meskipun hal itu dibolehkan sebagai jalan terakhir. Menurut Islam, seorang gadis muslim tidak bisa dipaksa untuk menikah dengan pasangan yang tidak disukainya, orang tuanya seharusnya menyarankan sang gadis untuk memilih pasangan yang sesuai baginya.
03. UMAT MUSLIM MENYEMBAH TUHAN YANG BERBEDA
Allah diambil dari bahasa Arab yang berarti Tuhan. Allah bagi muslim adalah Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Mulia, yang menurut bahasa Arab berarti bahwa hanya satu-satunya Tuhan dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya.
Allah artinya sama dengan “Tuhan” bagi orang-orang Yahudi, juga Yesus Kristus bagi orang-orang Nasrani. Tuhan berarti sama dengan di dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Allah adalah Tuhan yang sama yang disembah oleh muslim, kristen dan yahudi. Muslim yakin bahwa kedaulatan Allah harus diakui baik dalam beribadah maupun dalam janji untuk mematuhi ajaran dan perintah-Nya yang disampaikan melalui Nabi serta Rasul-Nya yang diutus di beberapa tempat sepanjang sejarah.
04. ISLAM DISEBARKAN DENGAN JALAN KEKERASAN DAN TIDAK MEMBERIKAN TOLERANSI KEPADA AGAMA LAIN
Banyak buku teks pelajaran di sekolah-sekolah yang menggambarkan seorang laki-laki Arab berkuda dengan pedang di satu tangan dan Al-Quran di tangan lainnya berusaha memaksa orang untuk masuk agama Islam. Tentu saja hal ini bukanlah gambaran sejarah yang benar. Islam selalu menghormati dan memberikan kebebasan untuk beragama kepada siapapun.
Dalam Al-Quran disebutkan : “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesunguhnya Allah menyukai orang- orang yang berlaku adil” (Quran 60:8).
Kebebasan beragama juga telah disebutkan dalam Al-Quran : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah” (Quran 2:256).
Seorang Misionaris Kristen, T.W. Arnold memberikan pendapatnya tentang pertanyaan seputar penyebaran Islam : “… hal apapun yang diatur untuk memaksakan menerima Islam, atau bentuk-bentuk penganiayaan yang sistematis untuk membasmi agama Kristen, sama sekali tidak kami dengar. Jika para Khalifah terpilih ini ingin melakukan tindakan seperti itu, tentu mereka sudah membinasakan Kristen dengan mudah seperti Ferdinand dan Isabella yang mengusir Islam dari Spanyol, atau Louis XIV yang menyebarkan agama Protestan …”
Sudah merupakan aturan dalam hukum Islam untuk melindungi hak-hak dan status kaum minoritas. Itulah sebabnya tempat-tempat ibadah non-Islam berkembang di seluruh bumi Islam. Sejarah telah menunjukkan banyak contoh toleransi muslim terhadap agama lain.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem pada tahun 634M, Islam menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh umat beragama di kota itu. Selain menyatakan kepada penduduk bahwa kehidupan dan kekayaan mereka akan aman, serta tempat ibadah mereka tidak akan diambil alih, Beliau juga meminta pendeta-pendeta Kristen Spronius untuk ikut bersama Beliau mengunjungi semua tempat suci dan tempat ibadah.
Hukum Islam juga mengijinkan kaum minoritas non-muslim untuk membuat pengadilan sendiri. Kehidupan dan kekayaan semua penduduk di Negara Islam dianggap suci baik itu milik muslim maupun non-muslim.
Rasisme bukanlah bagian dari Islam, Al-Quran menyebutkan tentang kesamaan derajat manusia dan betapa manusia sama di hadapan Allah :
“Hai manusia, sesunguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Quran 49:13).
05. SELURUH UMAT MUSLIM ADALAH ORANG ARAB
Masyarakat muslim di dunia berjumlah sekitar 1,2 milyar. 1 dari 5 orang di dunia adalah muslim. Muslim terdiri dari berbagai ras, suku bangsa & budaya dari seluruh dunia -Filipina sampai Nigeria-, mereka bersatu dalam agama
Islam.
Hanya sekitar 18% muslim yang tinggal di negeri Arab, sementara komunitas muslim terbesar adalah di Indonesia.
Kebanyakan muslim tinggal di Pakistan Timur. 30% muslim tinggal di wilayah India, 20% di Gurun Sahara Afrika, 17% di Asia Tenggara, 18% di Arab, dan 10% di Uni Soviet & Cina.
Turki, Iran dan Afghanistan terdiri dari 10% muslim non-Arab di Timur Tengah.
Meskipun muslim menjadi kaum minoritas di hampir setiap negara, termasuk di Amerika Latin dan Australia, tetapi kebanyakan muslim tinggal di Rusia dan Negara/Pemerintahan baru yang merdeka, India dan Afrika Bagian Tengah. Sementara itu di Amerika ada sekitar 6 juta muslim tinggal di negara tersebut.
06. NEGARA ISLAM (Louis Farrakhan) ADALAH BAGIAN DARI UMAT MUSLIM
Islam dan Negara Islam (Nation of Islam yang dibangun oleh Louis Farrakhan) adalah 2 hal yang berbeda. Muslim menganggap bahwa kelompok tersebut hanyalah merupakan satu dari banyak cara ibadah yang mengunakan nama Islam untuk kepentingannya sendiri. Satu hal yang sama di antara keduanya adalah bahasa yang digunakan. Pemilihan nama “Negara Islam” adalah keliru, agama ini seharusnya disebut Farrakhanisme, karena nama pelopornya adalah Louis Farrakhan.
Islam dan Farrakhanisme secara fundamental banyak mempunyai perbedaan. Misalnya, pengikut Farrakhan percaya dengan rasisme dan “orang kulit hitam” adalah orang suci sehingga merekalah yang mempunyai derajat dan berkuasa. Sedangkan Islam tidak mengenal rasisme dan semua orang mempunyai derajat sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan seseorang. Banyak sekali contoh-contoh teologis yang menunjukkan bahwa ajaran suatu negara tidak sesuai dengan kebenaran Islam. Banyak kelompok di Amerika yang menyatakan melaksanakan Islam dan menyebut pengikutnya muslim.
Siapapun yang serius mempelajari Islam seharusnya meneliti dan menemukan kebenaran Islam. Hanya ada 2 sumber otentik yang menjadi pedoman setiap muslim yaitu 1. Al-Quran, dan 2. As-Sunnah atau Al-Hadits. Berbagai pengajaran yang berlabelkan “Islam” yang bertentangan ataupun divariasikan dengan pemahaman dasar-dasar agama secara langsung dan bentuk praktek-praktek Islam seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits harus ditolak dan agama seperti ini harus dianggap sebagai Islam palsu. Di Amerika banyak sekali Islam palsu, Farrkhanisme adalah salah satunya.
Sebenarnya faham-faham tersebut tidak boleh menyebut dirinya muslim dan beragama Islam, seperti Bahaisme yang disebut sebagai cabang Islam, tetapi penganut Bahaisme tidak menyebut dirinya Muslim ataupun agama mereka adalah Islam. Sesungguhnya Bahaisme bukanlah Islam sebagaimana Farrakhanisme yang bukan Islam.
07. SEMUA PRIA MUSLIM BER-ISTERI 4 ORANG
Agama Islam terbuka bagi semua masyarakat sepanjang jaman dan sangat cocok untuk kondisi masyarakat yang pada umumnya berbeda-beda. Keadaan membolehkan untuk menikah lagi asal haknya tetap terjamin, dan menurut Al-Quran, hanya dengan syarat jika suaminya benar-benar berlaku adil. Tidak seorang wanitapun yang bisa dipaksa untuk menerima pernikahan seperti ini jika mereka tidak menginginkannya, dan mereka juga mempunyai hak untukmembatalkan pernikahan tersebut.
Poligami bukan merupakan perintah, juga bukan merupakan anjuran, tetapi hanya dibolehkan.
Pandangan tentang “Syeikh dan selir-selirnya” tidaklah konsisten dengan Islam, karena seorang laki-laki dibolehkan untuk mempunyai paling banyak 4 istri jika dia bisa memenuhi syarat-syarat yang cukup berat yaitu memperlakukan masing-masing istrinya dengan adil dan menyediakan rumah yang terpisah untuk mereka, dsb.
Ijin untuk melakukan poligami tidak dikaitkan dengan kepuasan nafsu belaka. Tetapi lebih dikaitkan dengan rasa iba terhadap para janda dan anak-anak yatim. Al-Quran membatasi dan menetapkan syarat untuk praktek poligami di antara orang-orang Arab, yang mempunyai istri 10 orang atau lebih dan menjadikan mereka sebagai “simpanan”.
Hal yang benar dan akurat jika dikatakan Islam melakukan pengaturan atas praktek poligami, membatasinya, membuatnya lebih manusiawi dan memberikan hak serta status yang sama bagi semua istri.
Apa yang dimaksudkan dalam Al-Quran adalah bahwa, secara keseluruhan poligami dapat dilakukan jika perlu. Sudah jelas bahwa aturan Islam adalah monogami dan bukan poligami. Persentase muslim yang melakukan poligami sangat kecil sekali. Namun, ijin melakukan poligami ini disesuaikan dengan pandangan Islam tentang sifat alamiah pria dan wanita, berbagai macam kebutuhan sosial, serta keanekaragaman budaya.
Pertanyaannya adalah, seberapa jauh fleksibilitas yang ada dalam Islam, juga tentang kebenaran dan kejelasan dalam Islam berkaitan dengan masalah yang timbul di dalam prakteknya. Dari pada menerima kemunafikan dan kerelaan yang semu, Islam mempelajari lebih dalam lagi tentang masalah-masalah yang dihadapi individu-individu manusia dan masyarakat, dan memberikan legitimasi serta solusi-solusi yang jelas yang lebih bermanfaat daripada jika mereka menolaknya. Sudah tentu istri kedua harus dinikahi secara sah serta diperlakukan dengan baik daripada menjadi istri simpanan yang tanpa hak ataupun ketetapan yang sah.
08. UMAT MUSLIM ADALAH BARBAR DAN PRIMITIF
Salah satu penyebab menyebarnya Islam dengan cepat dan damai adalah kesederhanaan doktrin-doktrin Islam yang mengajak untuk menyembah hanya kepada satu Tuhan yaitu Allah.
Manusia terus diperintahkan untuk menggunakan akal pikirannya. Sehingga dalam waktu yang tidak lama, peradaban berkembang, lembaga pendidikan didirikan, semuanya berlangsung seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW, “Menuntut ilmu adalah perintah bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Perpaduan ide di Timur dan Barat, pemikiran baru dan lama, menyebabkan terjadinya berbagai kemajuan besar di berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika, astronomi, geografi, arsitektur, seni, sastra, dan sejarah. Banyak sistem yang sangat penting seperti aljabar, angka Arab, dan konsep angka nol (sangat penting dalam kemajuan matematika), ditemukan orang-orang Eropa pada abad pertengahan dari Islam.
Alat-alat canggih yang memungkinkan perjalanan orang-orang Eropa dalam penemuan tersebut berhasil dikembangkan, termasuk astrolabel, kuadran serta peta navigasi yang presisi dan akurat.
09. MUHAMMAD ADALAH PENEMU ISLAM DAN UMAT MUSLIM MENYEMBAHNYA
Muhammad lahir di Makkah pada tahun 570. Sejak ayahnya meninggal sebelum Beliau dilahirkan, dan tidak lama kemudian disusul oleh ibunya dan kakek Beliau, Beliau dibesarkan oleh pamannya yang berasal dari kaum bangsawan suku Quraisy.
Ketika Beliau dewasa, Beliau dikenal karena kejujurannya, kemurahan hati dan ketulusannya, sehingga beliau dibutuhkan karena kemampuannya dalam mengadili perselisihan. Para sejarawan menggambarkan pribadi Beliau sebagai orang yang tenang dan penuh pemikiran. Muhammad benar-benar agamis, dan karenanya menjadikan Beliau dibenci di kalangan masyarakatnya sendiri yang saat itu tengah mengalami dekadensi.
Telah menjadi kebiasaan Beliau untuk berdiam diri/merenung/bertafakkur, dari waktu ke waktu di Goa Hira di dekat Makkah. Pada usia 40 tahun, ketika sedang berdiam diri di Goa Hira tersebut, Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui malaikat Jibril. Wahyu ini yang diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, kemudian dikenal sebagai Al-Quran.
Beliau segera menerima wahyu yang disampaikan melalui Malaikat Jibril dan mengajarkan kebenaran yang Allah turunkan kepadanya, sehingga Beliau dan sedikit pengikutnya kemudian mengalami penganiayaan yang berat sampai akhirnya pada tahun 622 Allah memerintahkan untuk pindah/hijrah.
Peristiwa Hijrah, perjalanan dari Makkah menuju Madinah inilah yang menandai permulaan penanggalan/kalender Islam. Setelah beberapa tahun, Nabi SAW dan pengikutnya kembali ke Mekkah, dimana Beliau memaafkan musuh-musuhnya dan kemudian membangun Islam dengan kokoh.
Sebelum Nabi SAW wafat pada usia 63 tahun, penduduk Arab yang terbanyak adalah Muslim, dan bersamaan dengan 1 abad wafatnya Beliau, Islam telah menyebar hingga ke Spanyol bagian barat, dan Cina bagian timur. Beliau wafat dengan meninggalkan kurang dari 5 kekayaan atas namanya.
Ketika Muhammad SAW dipilih untuk menyampaikan wahyu Allah, Beliau tidak dianggap sebagai “penemu” Islam, karena muslim menganggap Islam adalah agama yang sama yang memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia seperti yang telah diturunkan kepada para Nabi di jaman-jaman sebelumnya. Muslim yakin semua Nabi seperti Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan lainnya diturunkan untuk memberikan petunjuk kepada umat mereka.
Setiap Nabi dikirim sebagai utusan Allah kepada masing-masing umatnya, tetapi Muhammad SAW dikirim Allah kepada seluruh umat manusia. Muhammad adalah Nabi serta Rasul terakhir yang dikirimkan Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Muslim memuja dan menghormati Beliau atas apa yang telah Beliau sampaikan dan atas dedikasi Beliau, tetapi muslim tidak menyembah Beliau.
Dalam Al-Quran disebutkan : “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi” (Quran 33:45-46).
10. UMAT MUSLIM TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS (NABI ISA AS) DAN KEPADA NABI-NABI LAINNYA
Umat Muslim menghormati dan memuja Isa AS (Yesus) serta mengharapkan kehadirannya kembali. Muslim menjadikan Isa AS sebagai salah satu utusan Allah yang terbaik bagi seluruh umat manusia. Seorang muslim tidak hanya menyebut “Isa”, tetapi selalu menambahkan “alaihissalam” (disingkat AS). Al-Quran menegaskan kelahirannya yang suci (Surat Maryam), dan Maria/Maryam dianggap sebagai wanita tersuci di antara semua mahkluk.
Dalam Al-Quran hal tersebut diceritakan sebagai berikut :
“Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’-lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
(Ingatlah), ketika malaikat berkata : “Hai Maryam sesungguhnya Allah mengembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat yang datang dari pada-Nya, namanya Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang shaleh.
Maryam berkata : “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku punya anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Demikianlah Allah menciptakan apa yang di kehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “Jadilah” lalu jadilah dia” (Quran 3:42-47).
Isa AS dilahirkan dengan keajaiban seperti halnya ketika Adam AS diturunkan sebagai manusia pertama tanpa adanya ayah :
“Sesunguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya : “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia” (Quran 3:59).
Selama tugas kerasulannya, Isa AS menunjukkan banyak mukjizat.
Dalam Al-Quran disebutkan :
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka) : “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang-orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang-orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang-orang mati dengan seizin Allah, dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sunguh-sunguh beriman” (Quran 3:49).
Baik Muhammad SAW maupun Isa AS tidak diturunkan untuk mengubah doktrin dasar untuk menyembah hanya kepada Allah seperti yang sudah disampaikan oleh Nabi-nabi terdahulu, tetapi untuk menegakkan dan memperbaharuinya.
Dalam Al-Quran di jelaskan :
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku” (Quran 3:50).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda :
“Barang siapa yang yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan tidak menyekutukan-Nya, dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul-Nya, bahwa Isa AS adalah Nabi dan Rasul Allah, ruh-Nya yang ditiupkan ke tubuh Maryam & tidak ada kekuatan yang melebihinya, dan bahwa Surga dan Neraka itu benar adanya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga” (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari).
sumber : http://untuksemua.wordpress.com/2007/05/03/10-pandangan-utama-yang-keliru-mengenai-islam/
Tulisan di bawah menjabarkan sepuluh (10) pandangan utama yang keliru mengenai Islam yang berkembang di kalangan non-muslim sekarang ini.
1. Umat Muslim Adalah Biadab, Teroris dan Ekstrimis
2. Islam Menindas Kaum Wanita
3. Umat Muslim Menyembah Tuhan Yang berbeda
4. Islam Disebarkan Dengan Jalan Kekerasan dan Tidak Memberikan Toleransi Kepada Agama Lain
5. Seluruh Umat Muslim Adalah Orang Arab
6. Negara Islam (Louis Farrakhan) Adalah Bagian Dari Umat Muslim
7. Semua Pria Muslim Ber-Isteri 4 Orang
8. Umat Muslim Adalah Barbar dan Primitif
9. Muhammad Adalah Penemu Islam dan Umat Muslim Menyembahnya
10. Umat Muslim Tidak Percaya Kepada Yesus (Nabi Isa AS) dan Nabi-Nabi Lainnya
01. UMAT MUSLIM ADALAH BIADAB, TERORIS DAN EKSTRIMIS
Inilah pandangan keliru yang terbesar tentang Islam, yang diakibatkan oleh berita klise dan propaganda yang terus menerus dilontarkan berbagai media. Ketika seorang yahudi bersenjata api menyerang masjid, seorang gerilyawan katholik IRA meledakan bom di wilayah pemukiman, atau milisi ortodoks Serbia yang memperkosa serta membunuh muslim yang tidak bersalah, aksi-aksi tersebut tidaklah dianggap berasal dari agama tertentu. Aksi-aksi tersebut tidak pernah dihubungkan dengan agama si pelaku.
Namun sudah seringkali kita dengar kata-kata “Islam, Muslim Fundamentalis” dsb dikaitkan dengan kekerasan. Politik yang seringkali disebut “Negara Islam” mungkin atau tidak, mempunyai dasar-dasar Islam. Seringkali para diktator & politisi memanfaatkan nama Islam demi kepentingan dan ambisi politiknya sendiri. Kita harus ingat untuk selalu berpedoman pada sumber-sumber Islam & memisahkan Islam sebagai agama kebenaran dari semua yang selama ini digambarkan oleh media. Islam secara tata bahasa berarti “Tunduk/Patuh kepada Allah”, dan berasal dari kata dasar “damai”.
Dalam kehidupan di dunia modern sekarang ini, Islam tampak mengagumkan atau bahkan tampak ekstrim. Barangkali hal ini disebabkan karena agama tidak men dominasi kehidupan sehari-hari di Negara Barat, sementara dalam hidup seorang muslim Islam dijadikan “cara hidup/jalan hidup/pandangan hidup” dan mereka tidak membagi dan memisahkan kehidupan dunia & keagamaannya.
Seperti juga agama Kristen, Islam membolehkan perlawanan untuk melindungi diri, melindungi agama, atau bagi mereka yang diusir secara paksa dari tempat tinggalnya. Islam menerapkan aturan yang tegas tentang gerakan perlawanan ini termasuk larangan untuk menyakiti penduduk sipil, merusak pertanian dan lingkungan hidup.
Dimanapun Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Dalam Al-Qur’an telah disebutkan:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Quran 2:190).
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui” (Quran 8:61).
Perang merupakan jalan terakhir, dan dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan aturan agama. Istilah “Jihad” secara bahasa berarti “perjuangan” dan menurut muslim ada 2 jenis jihad. Jihad dalam pengertian lainnya adalah perjuangan terhadap nafsu egoistis dalam diri manusia sendiri agar tercipta kedamaian dalam diri masing-masing.
02. ISLAM MENINDAS KAUM WANITA
Pandangan tentang wanita muslim yang menggunakan jilbab dan dipaksa tinggal di rumah serta dilarang keluar adalah pendapat umum kebanyakan orang. Meskipun di beberapa Negara Islam menerapkan aturan yang memberatkan kaum wanita, hal tersebut tidak dipandang berasal dari Islam. Banyak dari negara tersebut tidak menerapkan aturan yang sesuai syari’ah (aturan berdasarkan hukum Islam), mereka menggunakan aturan atas dasar kebudayaan mereka sendiri yang dibuat berdasarkan jenis kelamin.
Di sisi lain, Islam memberikan tugas dan kesamaan yang berbeda antara pria & wanita seperti yang ditetapkan dalam Al-Quran serta dicontohkan oleh Nabi SAW. Islam memandang wanita, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah, sebagai individu yang mempunyai hak pribadi, seperti hak untuk memiliki dan menentukan kekayaan dan memperoleh penghasilan sendiri. Mahar yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita berhak untuk digunakan sendiri, dan dia harus menjaga nama keluarganya daripada nama keluarga suaminya. Baik pria maupun wanita diwajibkan untuk berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik orang diantara pengikutku adalah yang menghormati dan memperlakukan istrinya dengan baik”.
Bentuk kekerasan apapun terhadap wanita dan memaksakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka tidak diperbolehkan. Pernikahan seorang muslim merupakan hal sederhana, masing-masing dibebaskan untuk mengadakan akad nikah yang sah termasuk syarat-syaratnya. Tradisi pernikahan seperti ini sangat bervariasi di satu negara maupun di negara lainya. Perceraian tidaklah disukai Allah, meskipun hal itu dibolehkan sebagai jalan terakhir. Menurut Islam, seorang gadis muslim tidak bisa dipaksa untuk menikah dengan pasangan yang tidak disukainya, orang tuanya seharusnya menyarankan sang gadis untuk memilih pasangan yang sesuai baginya.
03. UMAT MUSLIM MENYEMBAH TUHAN YANG BERBEDA
Allah diambil dari bahasa Arab yang berarti Tuhan. Allah bagi muslim adalah Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Mulia, yang menurut bahasa Arab berarti bahwa hanya satu-satunya Tuhan dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya.
Allah artinya sama dengan “Tuhan” bagi orang-orang Yahudi, juga Yesus Kristus bagi orang-orang Nasrani. Tuhan berarti sama dengan di dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Allah adalah Tuhan yang sama yang disembah oleh muslim, kristen dan yahudi. Muslim yakin bahwa kedaulatan Allah harus diakui baik dalam beribadah maupun dalam janji untuk mematuhi ajaran dan perintah-Nya yang disampaikan melalui Nabi serta Rasul-Nya yang diutus di beberapa tempat sepanjang sejarah.
04. ISLAM DISEBARKAN DENGAN JALAN KEKERASAN DAN TIDAK MEMBERIKAN TOLERANSI KEPADA AGAMA LAIN
Banyak buku teks pelajaran di sekolah-sekolah yang menggambarkan seorang laki-laki Arab berkuda dengan pedang di satu tangan dan Al-Quran di tangan lainnya berusaha memaksa orang untuk masuk agama Islam. Tentu saja hal ini bukanlah gambaran sejarah yang benar. Islam selalu menghormati dan memberikan kebebasan untuk beragama kepada siapapun.
Dalam Al-Quran disebutkan : “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesunguhnya Allah menyukai orang- orang yang berlaku adil” (Quran 60:8).
Kebebasan beragama juga telah disebutkan dalam Al-Quran : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah” (Quran 2:256).
Seorang Misionaris Kristen, T.W. Arnold memberikan pendapatnya tentang pertanyaan seputar penyebaran Islam : “… hal apapun yang diatur untuk memaksakan menerima Islam, atau bentuk-bentuk penganiayaan yang sistematis untuk membasmi agama Kristen, sama sekali tidak kami dengar. Jika para Khalifah terpilih ini ingin melakukan tindakan seperti itu, tentu mereka sudah membinasakan Kristen dengan mudah seperti Ferdinand dan Isabella yang mengusir Islam dari Spanyol, atau Louis XIV yang menyebarkan agama Protestan …”
Sudah merupakan aturan dalam hukum Islam untuk melindungi hak-hak dan status kaum minoritas. Itulah sebabnya tempat-tempat ibadah non-Islam berkembang di seluruh bumi Islam. Sejarah telah menunjukkan banyak contoh toleransi muslim terhadap agama lain.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem pada tahun 634M, Islam menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh umat beragama di kota itu. Selain menyatakan kepada penduduk bahwa kehidupan dan kekayaan mereka akan aman, serta tempat ibadah mereka tidak akan diambil alih, Beliau juga meminta pendeta-pendeta Kristen Spronius untuk ikut bersama Beliau mengunjungi semua tempat suci dan tempat ibadah.
Hukum Islam juga mengijinkan kaum minoritas non-muslim untuk membuat pengadilan sendiri. Kehidupan dan kekayaan semua penduduk di Negara Islam dianggap suci baik itu milik muslim maupun non-muslim.
Rasisme bukanlah bagian dari Islam, Al-Quran menyebutkan tentang kesamaan derajat manusia dan betapa manusia sama di hadapan Allah :
“Hai manusia, sesunguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Quran 49:13).
05. SELURUH UMAT MUSLIM ADALAH ORANG ARAB
Masyarakat muslim di dunia berjumlah sekitar 1,2 milyar. 1 dari 5 orang di dunia adalah muslim. Muslim terdiri dari berbagai ras, suku bangsa & budaya dari seluruh dunia -Filipina sampai Nigeria-, mereka bersatu dalam agama
Islam.
Hanya sekitar 18% muslim yang tinggal di negeri Arab, sementara komunitas muslim terbesar adalah di Indonesia.
Kebanyakan muslim tinggal di Pakistan Timur. 30% muslim tinggal di wilayah India, 20% di Gurun Sahara Afrika, 17% di Asia Tenggara, 18% di Arab, dan 10% di Uni Soviet & Cina.
Turki, Iran dan Afghanistan terdiri dari 10% muslim non-Arab di Timur Tengah.
Meskipun muslim menjadi kaum minoritas di hampir setiap negara, termasuk di Amerika Latin dan Australia, tetapi kebanyakan muslim tinggal di Rusia dan Negara/Pemerintahan baru yang merdeka, India dan Afrika Bagian Tengah. Sementara itu di Amerika ada sekitar 6 juta muslim tinggal di negara tersebut.
06. NEGARA ISLAM (Louis Farrakhan) ADALAH BAGIAN DARI UMAT MUSLIM
Islam dan Negara Islam (Nation of Islam yang dibangun oleh Louis Farrakhan) adalah 2 hal yang berbeda. Muslim menganggap bahwa kelompok tersebut hanyalah merupakan satu dari banyak cara ibadah yang mengunakan nama Islam untuk kepentingannya sendiri. Satu hal yang sama di antara keduanya adalah bahasa yang digunakan. Pemilihan nama “Negara Islam” adalah keliru, agama ini seharusnya disebut Farrakhanisme, karena nama pelopornya adalah Louis Farrakhan.
Islam dan Farrakhanisme secara fundamental banyak mempunyai perbedaan. Misalnya, pengikut Farrakhan percaya dengan rasisme dan “orang kulit hitam” adalah orang suci sehingga merekalah yang mempunyai derajat dan berkuasa. Sedangkan Islam tidak mengenal rasisme dan semua orang mempunyai derajat sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan seseorang. Banyak sekali contoh-contoh teologis yang menunjukkan bahwa ajaran suatu negara tidak sesuai dengan kebenaran Islam. Banyak kelompok di Amerika yang menyatakan melaksanakan Islam dan menyebut pengikutnya muslim.
Siapapun yang serius mempelajari Islam seharusnya meneliti dan menemukan kebenaran Islam. Hanya ada 2 sumber otentik yang menjadi pedoman setiap muslim yaitu 1. Al-Quran, dan 2. As-Sunnah atau Al-Hadits. Berbagai pengajaran yang berlabelkan “Islam” yang bertentangan ataupun divariasikan dengan pemahaman dasar-dasar agama secara langsung dan bentuk praktek-praktek Islam seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits harus ditolak dan agama seperti ini harus dianggap sebagai Islam palsu. Di Amerika banyak sekali Islam palsu, Farrkhanisme adalah salah satunya.
Sebenarnya faham-faham tersebut tidak boleh menyebut dirinya muslim dan beragama Islam, seperti Bahaisme yang disebut sebagai cabang Islam, tetapi penganut Bahaisme tidak menyebut dirinya Muslim ataupun agama mereka adalah Islam. Sesungguhnya Bahaisme bukanlah Islam sebagaimana Farrakhanisme yang bukan Islam.
07. SEMUA PRIA MUSLIM BER-ISTERI 4 ORANG
Agama Islam terbuka bagi semua masyarakat sepanjang jaman dan sangat cocok untuk kondisi masyarakat yang pada umumnya berbeda-beda. Keadaan membolehkan untuk menikah lagi asal haknya tetap terjamin, dan menurut Al-Quran, hanya dengan syarat jika suaminya benar-benar berlaku adil. Tidak seorang wanitapun yang bisa dipaksa untuk menerima pernikahan seperti ini jika mereka tidak menginginkannya, dan mereka juga mempunyai hak untukmembatalkan pernikahan tersebut.
Poligami bukan merupakan perintah, juga bukan merupakan anjuran, tetapi hanya dibolehkan.
Pandangan tentang “Syeikh dan selir-selirnya” tidaklah konsisten dengan Islam, karena seorang laki-laki dibolehkan untuk mempunyai paling banyak 4 istri jika dia bisa memenuhi syarat-syarat yang cukup berat yaitu memperlakukan masing-masing istrinya dengan adil dan menyediakan rumah yang terpisah untuk mereka, dsb.
Ijin untuk melakukan poligami tidak dikaitkan dengan kepuasan nafsu belaka. Tetapi lebih dikaitkan dengan rasa iba terhadap para janda dan anak-anak yatim. Al-Quran membatasi dan menetapkan syarat untuk praktek poligami di antara orang-orang Arab, yang mempunyai istri 10 orang atau lebih dan menjadikan mereka sebagai “simpanan”.
Hal yang benar dan akurat jika dikatakan Islam melakukan pengaturan atas praktek poligami, membatasinya, membuatnya lebih manusiawi dan memberikan hak serta status yang sama bagi semua istri.
Apa yang dimaksudkan dalam Al-Quran adalah bahwa, secara keseluruhan poligami dapat dilakukan jika perlu. Sudah jelas bahwa aturan Islam adalah monogami dan bukan poligami. Persentase muslim yang melakukan poligami sangat kecil sekali. Namun, ijin melakukan poligami ini disesuaikan dengan pandangan Islam tentang sifat alamiah pria dan wanita, berbagai macam kebutuhan sosial, serta keanekaragaman budaya.
Pertanyaannya adalah, seberapa jauh fleksibilitas yang ada dalam Islam, juga tentang kebenaran dan kejelasan dalam Islam berkaitan dengan masalah yang timbul di dalam prakteknya. Dari pada menerima kemunafikan dan kerelaan yang semu, Islam mempelajari lebih dalam lagi tentang masalah-masalah yang dihadapi individu-individu manusia dan masyarakat, dan memberikan legitimasi serta solusi-solusi yang jelas yang lebih bermanfaat daripada jika mereka menolaknya. Sudah tentu istri kedua harus dinikahi secara sah serta diperlakukan dengan baik daripada menjadi istri simpanan yang tanpa hak ataupun ketetapan yang sah.
08. UMAT MUSLIM ADALAH BARBAR DAN PRIMITIF
Salah satu penyebab menyebarnya Islam dengan cepat dan damai adalah kesederhanaan doktrin-doktrin Islam yang mengajak untuk menyembah hanya kepada satu Tuhan yaitu Allah.
Manusia terus diperintahkan untuk menggunakan akal pikirannya. Sehingga dalam waktu yang tidak lama, peradaban berkembang, lembaga pendidikan didirikan, semuanya berlangsung seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW, “Menuntut ilmu adalah perintah bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Perpaduan ide di Timur dan Barat, pemikiran baru dan lama, menyebabkan terjadinya berbagai kemajuan besar di berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika, astronomi, geografi, arsitektur, seni, sastra, dan sejarah. Banyak sistem yang sangat penting seperti aljabar, angka Arab, dan konsep angka nol (sangat penting dalam kemajuan matematika), ditemukan orang-orang Eropa pada abad pertengahan dari Islam.
Alat-alat canggih yang memungkinkan perjalanan orang-orang Eropa dalam penemuan tersebut berhasil dikembangkan, termasuk astrolabel, kuadran serta peta navigasi yang presisi dan akurat.
09. MUHAMMAD ADALAH PENEMU ISLAM DAN UMAT MUSLIM MENYEMBAHNYA
Muhammad lahir di Makkah pada tahun 570. Sejak ayahnya meninggal sebelum Beliau dilahirkan, dan tidak lama kemudian disusul oleh ibunya dan kakek Beliau, Beliau dibesarkan oleh pamannya yang berasal dari kaum bangsawan suku Quraisy.
Ketika Beliau dewasa, Beliau dikenal karena kejujurannya, kemurahan hati dan ketulusannya, sehingga beliau dibutuhkan karena kemampuannya dalam mengadili perselisihan. Para sejarawan menggambarkan pribadi Beliau sebagai orang yang tenang dan penuh pemikiran. Muhammad benar-benar agamis, dan karenanya menjadikan Beliau dibenci di kalangan masyarakatnya sendiri yang saat itu tengah mengalami dekadensi.
Telah menjadi kebiasaan Beliau untuk berdiam diri/merenung/bertafakkur, dari waktu ke waktu di Goa Hira di dekat Makkah. Pada usia 40 tahun, ketika sedang berdiam diri di Goa Hira tersebut, Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui malaikat Jibril. Wahyu ini yang diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, kemudian dikenal sebagai Al-Quran.
Beliau segera menerima wahyu yang disampaikan melalui Malaikat Jibril dan mengajarkan kebenaran yang Allah turunkan kepadanya, sehingga Beliau dan sedikit pengikutnya kemudian mengalami penganiayaan yang berat sampai akhirnya pada tahun 622 Allah memerintahkan untuk pindah/hijrah.
Peristiwa Hijrah, perjalanan dari Makkah menuju Madinah inilah yang menandai permulaan penanggalan/kalender Islam. Setelah beberapa tahun, Nabi SAW dan pengikutnya kembali ke Mekkah, dimana Beliau memaafkan musuh-musuhnya dan kemudian membangun Islam dengan kokoh.
Sebelum Nabi SAW wafat pada usia 63 tahun, penduduk Arab yang terbanyak adalah Muslim, dan bersamaan dengan 1 abad wafatnya Beliau, Islam telah menyebar hingga ke Spanyol bagian barat, dan Cina bagian timur. Beliau wafat dengan meninggalkan kurang dari 5 kekayaan atas namanya.
Ketika Muhammad SAW dipilih untuk menyampaikan wahyu Allah, Beliau tidak dianggap sebagai “penemu” Islam, karena muslim menganggap Islam adalah agama yang sama yang memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia seperti yang telah diturunkan kepada para Nabi di jaman-jaman sebelumnya. Muslim yakin semua Nabi seperti Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan lainnya diturunkan untuk memberikan petunjuk kepada umat mereka.
Setiap Nabi dikirim sebagai utusan Allah kepada masing-masing umatnya, tetapi Muhammad SAW dikirim Allah kepada seluruh umat manusia. Muhammad adalah Nabi serta Rasul terakhir yang dikirimkan Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Muslim memuja dan menghormati Beliau atas apa yang telah Beliau sampaikan dan atas dedikasi Beliau, tetapi muslim tidak menyembah Beliau.
Dalam Al-Quran disebutkan : “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi” (Quran 33:45-46).
10. UMAT MUSLIM TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS (NABI ISA AS) DAN KEPADA NABI-NABI LAINNYA
Umat Muslim menghormati dan memuja Isa AS (Yesus) serta mengharapkan kehadirannya kembali. Muslim menjadikan Isa AS sebagai salah satu utusan Allah yang terbaik bagi seluruh umat manusia. Seorang muslim tidak hanya menyebut “Isa”, tetapi selalu menambahkan “alaihissalam” (disingkat AS). Al-Quran menegaskan kelahirannya yang suci (Surat Maryam), dan Maria/Maryam dianggap sebagai wanita tersuci di antara semua mahkluk.
Dalam Al-Quran hal tersebut diceritakan sebagai berikut :
“Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’-lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
(Ingatlah), ketika malaikat berkata : “Hai Maryam sesungguhnya Allah mengembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat yang datang dari pada-Nya, namanya Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang shaleh.
Maryam berkata : “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku punya anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Demikianlah Allah menciptakan apa yang di kehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “Jadilah” lalu jadilah dia” (Quran 3:42-47).
Isa AS dilahirkan dengan keajaiban seperti halnya ketika Adam AS diturunkan sebagai manusia pertama tanpa adanya ayah :
“Sesunguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya : “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia” (Quran 3:59).
Selama tugas kerasulannya, Isa AS menunjukkan banyak mukjizat.
Dalam Al-Quran disebutkan :
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka) : “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang-orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang-orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang-orang mati dengan seizin Allah, dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sunguh-sunguh beriman” (Quran 3:49).
Baik Muhammad SAW maupun Isa AS tidak diturunkan untuk mengubah doktrin dasar untuk menyembah hanya kepada Allah seperti yang sudah disampaikan oleh Nabi-nabi terdahulu, tetapi untuk menegakkan dan memperbaharuinya.
Dalam Al-Quran di jelaskan :
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku” (Quran 3:50).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda :
“Barang siapa yang yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan tidak menyekutukan-Nya, dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul-Nya, bahwa Isa AS adalah Nabi dan Rasul Allah, ruh-Nya yang ditiupkan ke tubuh Maryam & tidak ada kekuatan yang melebihinya, dan bahwa Surga dan Neraka itu benar adanya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga” (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari).
sumber : http://untuksemua.wordpress.com/2007/05/03/10-pandangan-utama-yang-keliru-mengenai-islam/
ketidakadilan di indonesia
Posted on at 20.41
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan keadilan
Perseteruan lembaga-lembaga penegak hukum di Indonesia saat ini telah membuat miris semua orang, kayaknya kejadian ini telah membuat kita terbelalak, terlalu menyedihkan rasanya untuk dijalani.
Lembaga-lembaga penegak hukum yang kita harapkan bisa memberikan keadilan, ternyata malah menjadi biang atau sumber ketidakadilan bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil. Ini ditenggarai dengan masing-masing pihak memberikan atau mengeluarkan statement-statement yang bukannya memberikan pencerahan hukum, malah justru masing-masing membela diri dengan berlindung dibalik dalil dan peraturan perundangan yang ada.
Bibit-bibit ketidak percayaan terhadap lembaga penegak hukum dari dulu sudah tumbuh subur, manakala berbagai macam kasus yang muncul tidak pernah bisa diselesaikan dengan baik dan transparan oleh kepolisian dan kejaksaan, kini ketidakpercayaan tersebut kian menjadi-jadi manakala perseteruan antar lembaga penegak hukum tersebut begitu gencar dipertontonkan diseluruh media massa dalam kasus “cicak & buaya”.
Dari sudut pandang yang dangkal dapat kita simpulkan bahwa ternyata keadilan itu hanya bisa kita raih dengan uang, ini berarti keadilan hanya milik orang atau kelompok atau lembaga yang punya uang. Jadi wajar saja jika orang miskin selalu kalah dalam sidang penggusuran rumah, mencuri ayam, mencuri sendal jepit, atau kejahatan-kejahatan lain yang dilakukan orang miskin yang nilainya justru sepersekianribu dari yang dilakukan para koruptor. “untuk kasus seharga ayam, maka anda harus menjual sapi agar terbebas dari jeratan hukum.”
Begitu juga buruh, ia selalu saja terpojokan saat didera kasus, wajar saja sebab para penegak hukum cenderung lebih mendukung pengusaha yang berlimpah uang dari pada harus repot membela buruh, ketidakadilan bagi buruh juga makin diperparah dengan ketidakberpihakan lembaga pemerintah yang menengani bidang ketenagakerjaan.
Ada yang sedikit lucu, manakala pemerintah (presiden) membuka kotak pos pengaduan bagi masyarakat yang mengalami, atau menyaksikan, atau mencium adanya ketidakberesan dalam lembaga penegak hukum. Presiden telah membuka PO BOX 9949 Jakarta 10000, dengan maksud mengeliminir mafia peradilan, namun yang jadi permasalahan adalah oleh siapa atau lembaga apa kasus-kasus tersebut akan diselesaikan? Polisi, Kejaksaan, KPK atau yang lain. Masihkan kita percaya jika kondisinya seperti saat ini?
KEKUATAN MASSA
Dalam menyelesaikan kasus rupanya inilah senjata pamungkas bagi kita saat ini, buruh punya pengalaman saat kasus UU No.13 th 2003 direvisi, kekuatan massa yang masive ternyata telah membuahkan hasil, begitu juga saat Presiden Soeharto tidak mau lengser, kekuatan massa mahasiswa yang kompak juga telah berhasil merubah keadaan.
Sambil menunggu tatanan hukum tertata dengan baik, maka kekuatan massa adalah alternatif yang harus dilakukan, untuk melawan ketidakadilan dan ketidakberesan.
sumber : http://mantanburuh.wordpress.com/2009/11/07/kekuatan-massa-people-power/
Perseteruan lembaga-lembaga penegak hukum di Indonesia saat ini telah membuat miris semua orang, kayaknya kejadian ini telah membuat kita terbelalak, terlalu menyedihkan rasanya untuk dijalani.
Lembaga-lembaga penegak hukum yang kita harapkan bisa memberikan keadilan, ternyata malah menjadi biang atau sumber ketidakadilan bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil. Ini ditenggarai dengan masing-masing pihak memberikan atau mengeluarkan statement-statement yang bukannya memberikan pencerahan hukum, malah justru masing-masing membela diri dengan berlindung dibalik dalil dan peraturan perundangan yang ada.
Bibit-bibit ketidak percayaan terhadap lembaga penegak hukum dari dulu sudah tumbuh subur, manakala berbagai macam kasus yang muncul tidak pernah bisa diselesaikan dengan baik dan transparan oleh kepolisian dan kejaksaan, kini ketidakpercayaan tersebut kian menjadi-jadi manakala perseteruan antar lembaga penegak hukum tersebut begitu gencar dipertontonkan diseluruh media massa dalam kasus “cicak & buaya”.
Dari sudut pandang yang dangkal dapat kita simpulkan bahwa ternyata keadilan itu hanya bisa kita raih dengan uang, ini berarti keadilan hanya milik orang atau kelompok atau lembaga yang punya uang. Jadi wajar saja jika orang miskin selalu kalah dalam sidang penggusuran rumah, mencuri ayam, mencuri sendal jepit, atau kejahatan-kejahatan lain yang dilakukan orang miskin yang nilainya justru sepersekianribu dari yang dilakukan para koruptor. “untuk kasus seharga ayam, maka anda harus menjual sapi agar terbebas dari jeratan hukum.”
Begitu juga buruh, ia selalu saja terpojokan saat didera kasus, wajar saja sebab para penegak hukum cenderung lebih mendukung pengusaha yang berlimpah uang dari pada harus repot membela buruh, ketidakadilan bagi buruh juga makin diperparah dengan ketidakberpihakan lembaga pemerintah yang menengani bidang ketenagakerjaan.
Ada yang sedikit lucu, manakala pemerintah (presiden) membuka kotak pos pengaduan bagi masyarakat yang mengalami, atau menyaksikan, atau mencium adanya ketidakberesan dalam lembaga penegak hukum. Presiden telah membuka PO BOX 9949 Jakarta 10000, dengan maksud mengeliminir mafia peradilan, namun yang jadi permasalahan adalah oleh siapa atau lembaga apa kasus-kasus tersebut akan diselesaikan? Polisi, Kejaksaan, KPK atau yang lain. Masihkan kita percaya jika kondisinya seperti saat ini?
KEKUATAN MASSA
Dalam menyelesaikan kasus rupanya inilah senjata pamungkas bagi kita saat ini, buruh punya pengalaman saat kasus UU No.13 th 2003 direvisi, kekuatan massa yang masive ternyata telah membuahkan hasil, begitu juga saat Presiden Soeharto tidak mau lengser, kekuatan massa mahasiswa yang kompak juga telah berhasil merubah keadaan.
Sambil menunggu tatanan hukum tertata dengan baik, maka kekuatan massa adalah alternatif yang harus dilakukan, untuk melawan ketidakadilan dan ketidakberesan.
sumber : http://mantanburuh.wordpress.com/2009/11/07/kekuatan-massa-people-power/
Bayi Lahir Tanpa Kaki dan Tangan
Posted on at 20.32
by
Ari Widyanto
tema : manusia dan penderitaan
KUPANG (Suara Karya): Peristiwa aneh terjadi di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ny Sarialang, Senin (6/3), melahirkan bayi tanpa kaki, tangan, dan dubur di Puskesmas Labuan Bajo.
Kepala Puskesmas Labuan Bajo Fransiskus Yamin, yang dihubungi per telepon dari Kupang pada Selasa (7/3) malam, membenarkan adanya kelahiran bayi aneh itu. Kelahirannya sendiri berjalan normal dan lancar atas bantuan dr Nyoman dibantu bidan dan sejumlah perawat di puskesmas yang dipimpinnya.
Yamin menjelaskan, Ny Sarialang (41), warga Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, itu masuk puskesmas rawat inap itu pada Senin (6/3) pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Dalam perawatan kurang lebih dua jam, bayi aneh yang merupakan anak ke-12 Ny Sarialang tersebut lahir dengan selamat. "Tidak ada kesulitan sedikitpun dalam penanganan persalinannya. Dokter Nyoman dan para perawat membantu persalinan itu dengan baik dan lancar," katanya. Yamin juga mengakui dokter dan para perawat kaget karena bayi berkelamin laki-laki itu tidak memiliki tangan, kaki, dan dubur.
Menurut Yamin, untuk membantu menyelamatkan bayi aneh itu, pihaknya segera merujuk Ny Sarialang dan bayinya ke RSUD Ruteng. Kabupaten Manggarai yang baru berusia tiga tahun ini memang belum memiliki RSUD.
"Kita sudah merujuk bayi dan ibunya itu ke RSUD Ruteng untuk ditangani di sana dengan peralatan yang lengkap dan lebih canggih. Bayi itu membutuhkan perawatan khusus," katanya.
Yamin melajutkan, Ny Sarialang berasal dari keluarga tidak mampu sehingga ia dibebaskan dari biaya perawatan di Puskesmas Labuan Bajo. Pembebasan biaya perawatan di RSUD Ruteng pun bisa dilakukan asalkan keluarganya mengurus surat keterangan dari kepala desanya. (Bonne Pukan)
sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=137661
KUPANG (Suara Karya): Peristiwa aneh terjadi di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ny Sarialang, Senin (6/3), melahirkan bayi tanpa kaki, tangan, dan dubur di Puskesmas Labuan Bajo.
Kepala Puskesmas Labuan Bajo Fransiskus Yamin, yang dihubungi per telepon dari Kupang pada Selasa (7/3) malam, membenarkan adanya kelahiran bayi aneh itu. Kelahirannya sendiri berjalan normal dan lancar atas bantuan dr Nyoman dibantu bidan dan sejumlah perawat di puskesmas yang dipimpinnya.
Yamin menjelaskan, Ny Sarialang (41), warga Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, itu masuk puskesmas rawat inap itu pada Senin (6/3) pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Dalam perawatan kurang lebih dua jam, bayi aneh yang merupakan anak ke-12 Ny Sarialang tersebut lahir dengan selamat. "Tidak ada kesulitan sedikitpun dalam penanganan persalinannya. Dokter Nyoman dan para perawat membantu persalinan itu dengan baik dan lancar," katanya. Yamin juga mengakui dokter dan para perawat kaget karena bayi berkelamin laki-laki itu tidak memiliki tangan, kaki, dan dubur.
Menurut Yamin, untuk membantu menyelamatkan bayi aneh itu, pihaknya segera merujuk Ny Sarialang dan bayinya ke RSUD Ruteng. Kabupaten Manggarai yang baru berusia tiga tahun ini memang belum memiliki RSUD.
"Kita sudah merujuk bayi dan ibunya itu ke RSUD Ruteng untuk ditangani di sana dengan peralatan yang lengkap dan lebih canggih. Bayi itu membutuhkan perawatan khusus," katanya.
Yamin melajutkan, Ny Sarialang berasal dari keluarga tidak mampu sehingga ia dibebaskan dari biaya perawatan di Puskesmas Labuan Bajo. Pembebasan biaya perawatan di RSUD Ruteng pun bisa dilakukan asalkan keluarganya mengurus surat keterangan dari kepala desanya. (Bonne Pukan)
sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=137661
Langganan:
Postingan (Atom)